Friday, January 23, 2015

Teknik Menulis Resensi

Lebih dari puluhan buku yang tak coba kutuliskan resensi. Atau apa sebenarnya yang kulakukan. Apakah meresensi atau meringkas atau sekedar menuliskan kembali isi dari buku tersebut?
Banyaknya buku yang membahas berbagai teknik resensi buku, ternyata belum menggugahku untuk menuliskan resensi buku seperti yang diajarkan pada berbagai buku.

Tapi akhirnya memang sebuah tuntutan untuk menguasai teknik penulisan resensi buku. Nah, di depanku dah ada buku jadul..yang melegenda...buku Komposisi Gorys Keraf. Tetapi aku punyanya versi cetakan XII tahun 2001.

Pada halaman 274 tema penulisan resensi dibahas tersendiri, dari pengertian, dasar resensi, sampai ke sasaran resensi. Ya..coba saya baca dulu...moga-moga tidak bablas ketiduran.

Pengertian
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan terhadap suatu karya aatau buku. Tujuan resensi ini adalah untuk memberikan pertimbangan kepada masyarakat apakah suatu karya atau buku layak diterima atau tidak. Karena resensi memperhatikan pertimbangan atau selera masyarakat, maka hasil resensi suatu karya atau buku bisa bermacam-macam. Misalnya hasil resensi yang disampaikan pada majalah seni atau budaya tentunya berbeda dengan resensi untuk majalahh hiburan.

Dasar Resensi
Sebelum membuat resensi, kita harus memperhatikan 2 faktor berikut, yaitu paham sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya dan sadar sepenuhnya tujuan membuat resensi.

Tujuan pengarang menuliskan suatu karya bisa dilihat di bagian kata pengantar atau bagian pendahuluan. Catat dan perhatikan, apakah isi buku sesuai dengan dengan apa yang menjadi tujuan/target dari pengarangnya.

Berikutnya, kita menulis resensi untuk apa dan untuk siapa, Kita harus mengetahui tingkat pengetahuan calon pembaca hasil resensi kita. Dan bagaimana selera, tingkat pendidikan dan segala seluk beluk mereka, alangkah baiknya kalau kita pahami dengan baik.

Sasaran-sasaran Resensi
a. Latar belakang
Seringkali penulis resensi kebingungan apa dulu yang akan ditulis dalam resensi. Latar belakang. Sejarah kenapa buku itu ditulis. Kita bisa memulainya dengan menuliskan tema dari buku tersebut. Buatlah deskripsi secara singkat.

Deskripsi yang dibuat bukan hanya isinya, tetapi juga siapa yang menerbitkan, berapa tebal buku tersebut. Demikian juga tentang pengarangnya, baik aktivitas maupun karya-karyanya yang lain.

Intinya dalam penulisan latar belakang ini, pembaca sudah sedikit memahami tentang isi buku tersebut.

b. Macam atau jenis buku
Menentukan macam atau jenis buku ini sangat penting. Kita harus memahami bahwa masyarakat memiliki selera yang bermacam-macam, Meski selera masyarakat berbeda-beda, mereka ingin mengetahui, ketika ada buku baru. Buku itu buku jenis apa? Nah tugas kita untuk melakukan klasifikasi untuk membuat pembaca akan merasa tertarik. Tidak salah pilih juga kalau nanti membaca/membeli buku yang dimaksud.

c. Keunggulan buku
Keunggulan buku yang dimaksud, pertama adalah organisasi buku tersebut. Organisasi ini mencangkup kerangka buku dan hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain. Ada pengarang yang secara mendetil memperhatikan hubungan antara bagian tiap bagian isi buku dan ada yang tidak. Ada buku yang baik tema atau kerangkanya tetapi tidak kuat isinya. Cermati baik-baik.

Berikutnya adalah bahasa. Bahasa yang digunakan dalam suatu buku atau karya bukan saja masalah harus baik dan benar. Bahasa  yang dipakai dalam karya apapun ya harus baik. Bedanya, ada buku-buku yang harus ditulis menggunakan kata-kata/kalimat yang lugas (seperti karya ilmiah), ada yang pakai kata-kata/kalimat yang konotatif (seperti dalam karya sastra).

Di dalam karya fiksi pun, selain misalnya ada perbedaan tema. Untuk tema yang sama pun jalan cerita sangat mungkin berbeda, demikian juga dalam menggambarkan tokoh-tokohnya maupun gaya bahasa yang digunakan. Intinya tidak ada buku baik fiksi maupun non fiksi  yang sama gaya bahasanya.

Hal terakhir yang perlu dinilai dari suatu karya atau buku adalah masalah teknik. Teknik di sini menyangkut perwajahan atau casing dari buku. Perwajahan ini menyangkut lay out, kebersiham maupun pencetakan. Kesalahan dalam mencetak kata-kata maupun salah meletakkan tanda baca bisa saja kesalahan penerbit atau bahkan pengarangnya.

Intinya, ketika melakukan resensi kita harus jujur dan obyektif, Nilailah secara keseluruhan keunggulan dan kekurangan buku tersebut. Bukan karena kita tidak menyukai buku yang akan diresensi maka kita berat sebelah, lebih memfokuskan pada sisi lemah buku tersebut. (Memang ada ya...buku nggak disuka tapi tetep diresensi).

Nilai Buku
Poporsi keempat sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa dan teknik), dalam prakteknya kadang ada yang memberi penekanan pada suatu bagian dan kurang pada bagian yang lain. Bahkan urutan penilaian juga mungkin dirubah.
Tetapi kembali ke tugas seorang penulis resensi, yaitu memberikan pertimbangan, penilaian, menunjukkan kelemahan dan kelebihan suatu buku apakah layak dibaca/tidak berdasar kriteria-kriteria yang dipergunakan.

Selamat mencoba!

 Sumber : Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Cetakan ke-12. Ende : Nusa Indah
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 4:53 AM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...