Wednesday, December 30, 2020

Ketika Hujan Tak Turun

 

Ketika hujan tak turun
Tetapi langit begitu cerah
Biru keputih-putihan
Matahari memancarkan cahaya dengan penuh kehangatan

Sebenarnya itu pun sudah cukup
Mendung janganlah dulu datang
Apalagi jika hanya memberikan harapan berkepanjangan
Tak hujan tak mengapalah
Nanti akan datang di lain hari

Mungkin bukan langit cerah
atau hujan
Yang memang ditunggu
Apa yang dibalik hujan 
Sejuta kenangan
Apa yang dibalik awan cerah
Sejuta harapan

Kenangan dan harapan
Silih berganti
Antara hujan dan langit yang terang benderang
Selalu menjadi cerita
antara kita

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:35 PM

Tuesday, December 29, 2020

Terkapar

 

Lelaki itu tiap malam selalu berjalan
Tak tahu arah entah ke mana
Ketika menemukan rumah itu
Seolah dia tahu jalan pulang
Tapi dia harus selalu pergi

Setiap malam rumah itu didatangi
Kadang hanya dilewati manakala lampu di ruang depan masih terang
Mungkin pemilik rumahnya belum tidur
Berulangkali ke sana sebenarnya dia pun tak tahu
Itu rumah milik siapa

Sang pemilik rumah pun tahu kehadiran laki-laki itu
Dibiarkan saja selama tak mengganggunya
Hitung-hitung sebagai tukang ronda
Tapi...
Dua tiga hari ini lelaki itu menghilang
Ke manakah?
Ataukah dia sudah punya tempat yang lain untuk singgah
Kenapa aku menghawatirkannya?

Di seberang sana lelaki itu sedang tak kuasa bergerak
Deraan matahari  membuatnya terkapar
Sebenarnya masih cukup pagi 
Yang harusnya membuat lelaki itu sehat oleh sengatan matahari
Mungkin dia lelaki yang berbeda
Sepanjang malam bukannya tidur
Tetapi berjalan tak tahu arah

"Tapi kurasa aku dah mulai kuat"
bisik lelaki itu
Besok malam aku akan mulai berjalan lagi
Semoga



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:00 PM

Sunday, December 27, 2020

Malam yang Tak Kunjung Berakhir

 

Seorang laki-laki menyusuri jalanan yang sepi
Senyap bertemankan lampu buram sepanjang jalan
Tak ada seorang pun yang ditemui
Untuk sekedar menyapa saja

Lelaki itu terus berjalan
Tak terasa hari telah berganti
Lelaki itu terus melangkah
Akhirnya dia berhenti

Sebuah gerbang rumah yang selalu terbuka
Entah penghuninya lupa atau sengaja tak menutupnya
Lelaki itu perlahan masuk
Di lihatnya ada meja di teras rumah
Lumayan untuk sekedar melepaskan lelah

Lelaki itu duduk
Ada sebuah buku di atas meja
Berjudulkan Percintaan Senja
Dibukanya buku itu

Ternyata kisah tentang matahari dengan rembulan
Rembulan yang selalu sembunyi di siang hari
Ternyata sangat berharap bisa menikmati sengatan matahari
Meskipun hadirnya tak pernah kelihatan

Di akhir cerita
Rembulan itu tak pernah menyadari
Matahari pun merindukan yang sama
Menunggu malam agar bisa melihat bulan dengan utuh

Saat senja ternyata matahari dan rembulan saling menangis

Matanya terlelap
Buku itu terjatuh
Lelaki itu tersentak
Hilang rasa kantuk

Dibiarkan buku itu jatuh
Lelaki itu beranjak keluar
Ditutupnya gerbang rumah itu





Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:10 AM

Saturday, December 26, 2020

Kisah 2 Hari Yang Lalu

 



Dua hari yang lalu
harusnya aku datang
lewat mimpi-mimpi

Dua hari yang lalu
harusnya aku datang
dengan sapaan panjang

Sudah kucoba untuk menemani
Tapi kenapa mata terasa selalu ingin terpejam

Hingga saat ini pun
Hari telah berganti

Aku berhutang dua hari
untuk menemani

Namun kuyakinkan
akan tetap memanggil namamu
Seberapa lama  pun tak bertemu


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:01 AM

Hujan Yang Tak Kunjung Reda


Hujan Yang Tak Kunjung Reda

Tiap rintik hujan menjadi lara
Tiap rintik hujan menjadi cerita
Antara kau dan dia
Eh...antara aku dan dia
Benarkah?

Ketika hujan yang tak kunjung reda
maka akan ada air mata yang tumpah

Ketika hujan yang tak kunjung reda
maka akan ada hati yang terluka

Ketika hujan tak kunjung reda
ada kisah yang ingin terulang

Ketika hujan yang tak kunjung reda
ada hati yang merindu

Padamu....
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 12:32 AM

Sunday, November 1, 2020

Laki-Laki Dalam Hujan

 


Hujan yang mengguyur sepanjang jalanan
tak menghentikannya
Titik-titik air makin besar diabaikannya
Dinikmati dengan indah
Bak mengingat cerita ketika hujan itu tiba

Kebebasan jiwa saat hujan membasahi 
Tak ada penutup apapun selain baju yang dipakai
Boleh saja berteduh di pinggiran
atau berbalik arah
Tak dilakukannya

Terus melaju
Semangat menggebu
Mengejar rindu






Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:46 PM

Sunday, October 25, 2020

Ketika Seorang Pengembara Harus Berhenti

 











Ketika seorang pengembara harus berhenti
Menepati janji pada negeri
Membangun cinta suci
Menahan pada keinginan diri


Ketika bendera telah berkibar
para lelaki perempuan telah beranak pinak
anak-anak kecil asyik bersorak
kesunyian itu telah tersibak

kutahu pagi itu tiba
saatnya kembali berkelana
menyusuri mimpi-mimpi yang sarat makna
kembali mengembara mengikuti hasrat jiwa

Tak perlu gundah rasa
Saat pikiran dikalahkan bisikan entah siapa
Untuk segera ke sana
Mengubah yang sudah ada

Begitu seterusnya
Kembali berkelana




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 7:16 PM

Tuesday, October 6, 2020

Pagi ini di Sudut Kamar


Pagi ini ditemani suara-suara yang sebenarnya mengganggu
Tetapi tak hendak membuang suara-suara itu
Biarlah semua mendapatkan perannya
Seperti aku 
yang berperan sendiri menuliskan bait-bait puisi tak bermakna

Hidup bak siklus yang terus berulang
Berbagai peristiwa yang sebenarnya bermuara yang sama
Sedikit beda cerita dengan efek yang hampir sama

Beda tempat
Bersama
Terpisah sesaat
Terpisah selamanya

Sebuah proses yang harus terjalani
Siklus nyata kehidupan

Tak bisa mengelaknya


Yogyakarta, 6 Oktober 2020

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 7:17 AM

Sang Pecundang


Sang Pecundang


Di hari itu ingin datang
Bak pahlawan yang membawa kemenangan
Langkah tegap maju ke depan
Tak ada yang tak dapat disingkirkan

Melaju menggerus kawan
Menyingkirkan lawan dengan senyuman
Senyum terkembang remehkan keadaan
Tak ingat kekuatan

Semua ada waktunya
kesabaran tak tertahan
yang sebenarnya bukan kesabaran
jalan menjadi pecundang

Ketika kawan tak lagi menjadi teman
Ketika lawan pun tak lagi melawan
Terasa sudah tak ada lagi yang dipertaruhkan

Ya..kehidupan bukan masalah kemenangan
Kemenangan maya yang sebenarnya hanya sebagai

pecundang





Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 7:03 AM

Saturday, October 3, 2020

Hanya Tuhan Yang Maha Mengerti

Hanya Tuhan yang Maha Mengerti

Ketika tak ada yang mau mendengar

Bahkan orang yang paling dekat

Ketika tak ada yang mau memahami

Bahkan oleh orang yang paling mencintai

Ketika tak ada yang mau melihat

Bahkan oleh orang yang setiap saat bersua


Ketika semua menutup telinga

Ketika semua menutup mata hatinya

Ketika semua menutup matanya

Masih tetap bisa berharap

Pada-Mu Tuhan yang selalu memahami

Pada-Mu Tuhan yang Maha Mengerti


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 6:39 PM

Monday, July 27, 2020

Ketika Lupa Mengucapkan Selamat Pagi

Ketika Lupa Mengucapkan Selamat Pagi
















Ketika lupa mengucapkan selamat pagi
boleh jadi karena aku tidak pergi ke sana
boleh jadi karena aku datang terlambat
boleh jadi karena aku melewati jalan berbeda

Ketika lupa mengucapkan selamat pagi
boleh jadi karena hari sudah sore
boleh jadi karena tak mampu mengingat
iya..tak mampu mengingat

Ketika lupa mengucapkan selamat pagi
boleh jadi karena hari tak ada bedanya
pagi siang sore dan malam
memang milik kita
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 6:12 AM

Tuesday, July 21, 2020

Benarkah Dia Seorang Sahabat

Benarkan Dia Seorang Sahabat

Benarkah seorang sahabat
yang menguji dedikasi seseorang
Yang menaruh madu untuk meracuni
Yang menaruh morfin untuk mencandui

Benarkah seorang sahabat
yang menguji sebuah kesetiaan
Yang mengajak pergi tapi demi kepantasan
Yang mengajak bersama tapi demi identitas



Benarkah seorang sahabat
yang menguji yang tak perlu diuji
Yang akan tertawa saat ada kegembiraan
Yang akan tetap tertawa di kala ada kesedihan

Benarkah seorang sahabat
yang menguji dalam kesendirian
Yang akan menemani saat tak butuh ditemani
Yang akan pergi saat tak butuh ditemani juga

Entahlah...

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 7:25 PM

Ketika Cinta Bukanlah Cinta

Ketika Cinta Bukanlah Cinta

Ketika cinta tak dapat disalahkan
Ketika cinta harus diperjuangkan
Ketika cinta segalanya dipertaruhkan
Ketika cinta tak lagi memandang teman

Apakah itu adalah cinta?



Ketika cinta semua dihalalkan
Ketika cinta tak ada yang jadi penghalang
Ketika cinta tak ada lagi batasan
Ketika cinta seolah semua dimenangkan

Apakah itu cinta?

Benarkah cinta pasti membahagiakan
Bagaimana ketika cinta menjadikan ketidakadilan
Bagaimana ketika cinta mengundang kebohongan
Bagaimana ketika cinta berujung perpecahan

Ah..kurasanya indahnya cinta itu hanyalah semu
Dan ketika itu...
Cinta bukanlah cinta





Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 7:15 PM

Thursday, June 25, 2020

Nyai Dasimah


Nyai Dasimah, jujur selama ini saya belum pernah mendengar nama tersebut. Entah saking katroknya saya, atau memang yang punya nama tersebut belum pernah mampir ke rumah saya.

Buka-buka referensi di wikipedia.org didapatkan informasi jika kata Njai Dasima merujuk pada tokoh novel Tjerita Njai Dasima yang ditulis oleh G.Francis pada tahun 1896.  Nama ini juga merujuk pada judul film Njai Dasima, adaptasi dari novel yang disutradarai oleh Lie Tek Swie pada tahun 1929. Nama ini juga merujuk pada film Njai Dasimah, adaptasi novel yang disutradarai oleh Bachtiar  Effendi.

Pada wikipedia.org juga dijelaskan tentang sebuah film yang dibuat berdasarkan buku yang ditulis oleh  G. Francis, terbit pada tahun 1896. Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata seorang istri simpanan bernama Nyai Dasima. Nyai Dasima awalnya seorang gadis dari dess Kuripan yang dijadikan istri simpanan oleh seorang bangsawan Inggris bernama bernama Edward William. Kemudian dia diboyong ke Batavia. Nyai Dasima terkenal dengan kecantikan dan kekayaannya. Sampai akhirnya dia rela menjadi istri Samiun lewat perantara Mak Buyung. Samiun sendiri sudah punya istri yang bernama Hayati.  Namun, setelah berhasil menjadikan Dasima sebagai istri mudanya, Samiun malah menyia-nyiakannya.

Dalam buku Nyai Dasimah, yang ditulis kembali oleh S.M. Ardian, banyak sekali penokohan yang dirombak termasuk juga latar belakang tradisi-budaya dan religi yang melingkupi kehidupan tokoh-tokohnya. Nyai Dasimah, sebagai sosok yang menjadi korban kolonial yang ingin mengembalikan jati dirinya sebagai pribumi. Dia datang ke Samiun atas keinginannya sendiri, bukan karena diguna-guna. Dia memang hidup bergelimang harta tetapi dibiarkan dalam kebodohan dan memang kehadirannya sebatas penyalur hasrat seksual kulit putih. Nyai Dasimah berontak, lari dan jatuh dalam pelukan Samiun. 

Menjadi istri muda dari Samiun, bukan berarti masalah selesai. Makin habisnya harta karena kelakuan Hayati, istri pertama Samiun dan tragisnya kematiannya akibat sabetan golok Bang Puasa menambah pilu kisah Nyai Dasimah ini. Apapun versinya, baik menurut G. Francis maupun versi S.M. Ardian, kenyataannya Nyai Dasimah telah mati. Entah didalangi oleh Tuan Edward William maupun oleh Samiun sendiri.

Nanar. Kepala berputar. Membayangkan kematian Nyai Dasimah.

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:25 AM

Wednesday, April 15, 2020

Gorys Keraf : Diksi dan Gaya Bahasa

Buku diksi dan gaya bahasa ini merupakan lanjutan dari buku komposisi. Buku komposisi menjadi referensi untuk belajar mengarang sedangkan buku diksi dan gaya bahasa ini fokus pada komposisi tapi pada bagian retorika.

Retorika ini dapat didefinisikan sebagai suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Retorika ini bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perasaan orang melalui tulisan yang berbentuk prosa atau lisan seperti ceramah atau pidato.

Pilihan kata atau diksi
Pilihan kata atau diksi yang digunakan dalam melakukan retorika tidak hanya memperhatikan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga harus memperhatikan apakah kata yang dipakai dapat diterima atau tidak merusak suasana yang ada.

Ketepatan pilihan kata atau diksi hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang bersinonim
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya
4. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
5. Mewaspadai penggunaan  akhiran asing
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
7. Harus membedakan kata umum dan kata khusus
8. Mempergunakan indria yang menunjukkan persepsi secara khusus
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata

Perubahan makna pada no. 9 meliputi :
1. Perluasan arti.
Misalnya kata bapak yang dulu dipakai dalam hubungan biologis, sekarang bisa dipakai untuk seseorang yang lebih tua atu lebih tinggi kedudukannya.

2. Penyempitan arti
Misalnya kata bau yang berarti bermacam-macam gas yang dapat dirasa oleh penciuman (wangi, apek, busuk) sekarang diartikan sebagai busuk.

3. Ameliorasi
Dalam ameliorasi arti yang baru dirasakan lebih tinggi nilainya dari arti yang lama.
Misalnya kata istri (sekarang) lebih tinggi nilainyai dari kata bini (dulu).

4. Peyorasi
Dalam peyorasi arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
Misalnya kata bunting diganti dengan kata hamil atau mengandung.

5. Metafora yaitu perubahan makna karena persamaan sifat antara dua obyek.
Misalnya istilah putri malam, manusia berhati serigala, penciuman yang tajam dan sebagainya.

6. Metonimi yaitu proses perubahan makna yang terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama.
Misalnya kata kota yang berarti susunan batu yang dibuat mengelilingi suatu pemukiman sebagai pertahanan terhadap serangan dari luar berbeda dengan kata kota yang sering kita dengar. Istilah gereja yang berarti tempat ibadah umat kristen, juga berarti sebagai persekutuan umat kristen.


Gaya Bahasa atau Style
Gaya bahasa atau style dalam retorika dibatasi pada cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai bahasa.

Gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur yaitu kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Kejujuran dalam bahasa berarti mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Sopan-santun dalam berbahasa berarti memberi penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara/pembaca. Menarik dapat dilihat dari komponen sebagai berikut : variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi).

Gaya bahasa ini bermacam-macam yang bisa dilihat dari berbagai tinjauan. Dari segi nonbahasa, style atau gaya bahasa dibagi berdasarkan : 1) pengarang; 2) masa; 3) medium; 4) subyek; 5) tempat; 6) hadirin; dan 7) tujuan. Dari segi bahasa dibedakan dari 1) pilihan kata; 2) nada yang terkandung dalam wacana; 3) struktur kalimat; dan 4) langsung tidaknya makna.

Berdasarkan pilihan katanya, gaya bahasa bisa dikelompokkan menjadi gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan.

Berdasarkan nadanya, gaya bahasa dibagi menjadi gaya sederhana, gaya mulia atau bertenaga, dan gaya menengah.

Berdasarkan struktur kalimatnya dibedakan gaya bahasa klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi.

Berdasarkan langsung tidaknya maknanya dikenal gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan.
Gaya bahasa retoris meliputi aliterasi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof, asindenton, polisendon, kiasmus, elipsis, eufemisme, litotes, histeron proteron, pleonasme atau tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio atau epanortosis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron.
Gaya bahasa kiasan meliputi persamaan atau simile, metafora, alagori - parabel - fabel, personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi - sinisme - sarkasme, satire, inuendo, antifrasis, dan fun atau paranomasia.

Dengan mempelajari diksi dan gaya bahasa ini diharapkan kualitas berbahasa baik lisan maupun tertulis akan lebih baik. Penutur/penulis harus mampu memilih kata-kata yang tepat maupun menggunakan gaya bahasa yang tepat disamping syarat-syarat yang diperlukan lainnya.










Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 4:38 PM

Monday, April 13, 2020

Tak Ada Yang Hilang

Tak ada yang hilang
Celotehan
Serpihan-serpihan ilalang
Tetes-tetes hujan
Menjadi cerita panjang

Tak ada yang hilang
Ketika dunia tergoncang pandemi
Ketika gelegar gemuruh gunung berapi
Ketika ombak kian menepi


Tak ada yang hilang
Saat berapa di lautan lepas
Tak hendak ada daratan
Biarkan ombak menggelegar
Di tengah derunya badai hujan

Tak ada yang hilang meskipun ada yang ingin menepi

Karangjengkol, 13 April 2020

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:37 PM

Sunday, March 29, 2020

Hari ke-7

Hari ke-7


Hari demi hari mata terbuka menjaga
Hari pertama mata terpejam
Hari ke-7 berharap tidur pun terlelap

Bukan tidak mau menjaga
dengan mata terbuka
Saat lelap pun hati ini selalu bersama
Hanya raga yang butuh istirahat

Mata bisa lelap
Mata hati selalu menjaganya

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:39 AM

Wednesday, March 25, 2020

Pagi Ini Pun Tak Ada

Pagi Ini Pun Tak Ada
Tak perlu tirai itu terbuka
Ketika ada suara
Memanggil untuk bergegas

Bersih diri berdoa
Pada sang pencipta

Pagi ini 
Tak ada sapa
Tak ada kata

Tak perlu tirai itu terbuka
Memastikan ada yang berbaring di sana
Ketika tak ada rintihan
Napas-napas patah

Tak perlu tirai itu terbuka
Karena sudah tiada

Pagi ini pun tak ada



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:08 AM

Tuesday, March 24, 2020

Malam Terakhir Itu

Malam Terakhir Itu

Malam itu ketika terbujur kaku
Sejak pagi itu
Penuh pilu

Tak ada senyuman di rumah ini
Terdiam sunyi
Sepi

Suratan takdir menjemputmu
Tak perlu ada waktu
'tuk memanggilmu

Tenang denyut nadi
Tak peduli
Lagi


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 10:44 PM

Saturday, March 21, 2020

Mengenal Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980)

Mengenal Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980)

Guritan atau geguritan dapat ditemukan pada kesusastraan Jawa Mutakhir, yang biasa disebut Kasusastraan Jawa Gagrag Anyar (Kesusastraaan Jawa Modern).

Guritan tradisional terikat pada aturan tertentu :
1. jumlah gatra (baris) tidak tetap
2. setiap gatra berisi 8 wanda (suku kata)
3. bunyi akhir pada akhir gatra bersuara sama
4. permulaan guritan memakai perkataan sun gegurit, yang bermakna aku mengarang guritan.
Guritan ini berfungsi sebagai alat pendidikan dan alat untuk menyindir keadaan masyarakat.


Contoh :
Sun-gegurit :
Watake wong kampung Jati,
Satiti angati-ati,
Waning gawe weding juti,
Tresna mring janma sesami,
Bawa leksana ber budi,
Lega lila trusing budi,
Tuhu maring sakeh janji,
Bekting Gusti yayah wibi.

Artinya :
Ku-gurit :
Tabiat orang kampung Jati
Teliti dan berhati-hati
Berani bekerja dan takut jahat di hati
Cinta sesama manusia
Bersopan santun baik budi
Rela dan ikhlas sampai di hati
Benar-benar menepati janji
Tuhan, ayah ibu mereka berbakti.

Guritan seperti itu tidak muncul lagi pada sejarah kesusastraan modern yang berarti "puisi bebas". Bicara puisi bebas baik versi bahasa Jawa atau bahasa Indonesia sebenarnya hampir sama. Tidak ada pakem, baik jumlah baris per bait, jumlah suku kata, rima yang sama pada tiap baris, bahkan tujuan penulisan serta aturan ketat lainnya.

Guritan baru ini muncul dalam majalah dan surat kabar berbahasa Jawa seperti Kejawen, Penyebar Semangat, Jaya Baya, Panji Pustaka, Api Merdeka dan sebagainya. Perintis penulisan puisi Jawa modern ini misalnya R. Intoyo, Subagijo Ilham Notodidjojo, Nineik I.N, Khairul Anam, Joko Mulyadi, R. Sumanto, Purwadhie Atmodiharjo, Ismail, Ri, Tatiek Lukiaty, Hari Purnomo, Partiyah Kartodigdo, S. Wishnukuncahaya, Endang Sukarti, Sunyoto GN, Sustiyah, dan lain-lain.

Dalam perintisannya, guritan modern ini tentunya tidak mudah karena para redaktur pada waktu itu belum mau menerima atau menghargai kehadiran puisi seperti itu. Hal yang wajar memang, seperti saat sekarang banyak sekali pelatihan-pelatihan yang menghasilkan buku-buku berisi puisi-puisi produk pelatihan lepas dari pesertanya berbakat atau tidak. Produk mereka menimbulkan pro kontra baik dengan alasan pakem maupun hasilnya tidak nyastra.

Berikut contoh puisi yang ditulis oleh Tamsir A.S. yang berjudul Suling (ditulis pada akhr Januari 1957).

SULING
Suling thethulitan
awirama kuna
alelagon kuna
nganyut-nganyut ngelangut
endah
ngresepake
nanging aku gela, aku cuwa
wis waleh
nikmati wirama kuna
aku bisa nyipta
lelagon & wirama anyar
manut siliring angin
mekroking kembang
ombaking segara
nggawa gingsiran
angrenggani patamanan
ngikis pesisir, ngremuk ing karang
ayo padha lelagon anyar
wirama anyar
manut siliring angin anyar

Artinya :
Bunyi suling
berirama kuna
berlagu kuna
menghanyutkan pikiran
indah
menarik hati
tapi aku kecewa, aku kecewa
sudah bosan
menikmati irama kuna
aku dapat mencipta
nyanyian & irama baru
mengikuti embusan angin
bunga yang mekar
ombak laut
yang membawa perubahan
menghiasi taman
mengikis pantai
menghancurkan karang
mari kita sama-sama menyanyikan lagu baru
berirama baru
mengikuti embusan angin baru

Bisakan kita membedakan dua puisi di atas baik dari sisi bentuk maupun isinya. Isinya bukan lagi nasihat-nasihat tapi curahan hati penulisnya untuk menyuarakan bentuk baru. Tidak terpaku pada bunyi-bunyian usang dari suling tetapi mencipta bunyi-bunyian baru yang modern. Dan ketika menggunakan suling pun untuk menghasilkan bunyian baru yang beraneka macam hasilnya.

Bagi kita yang sedang belajar membuat guritan/puisi baik berbahasa Jawa maupun bahasa Indonesia tidak perlu berkecil hati. Proses masih sangat panjang untuk mencipta karya yang semakin berkualitas.

Berikut contoh-contoh guritan yang dimuat dalam buku Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980) yang disusun oleh Suripan Sadi Hutomo.
Selamat menikmati

ILAT
Amung sawelat
Ambaning ilat

Prandene wasis murba misesa
Gawe begja cilakaning angga

Aywa kendhat
Ngreksa ilat

Njaga wetuning wicara saru
Kang njalari tatuning kalbu

Obahing ilat
Darbe kasiat

Lamun nuju prana bisa mikat
Yen tan pener, gawe oreging rat

(Karya Subagijo Ilham Notodidjojo dimuat dalam Panji Pustaka, No.17, XXII, 1 September 2604)
......................................................

ASMA SUCI
aku lelumban tengahing samudra rahmat
nikmat

lereng ning karang
sembahyang

nggoleki sangkaning dumadi
ning ngendi

jroning pepadhang neng awang-awang
suwung

jroning pepeteng katon sapucuk jarum
nglangut

iku dudu rupaNe
asmaNe

(Karya Priyanggana yang dimuat di Jaya Baya, No. 28, XVIII, 8 Maret 1964)
.........................................................

ING RUMAH SAKIT

ana nyonya tuwa, clathune : "Aku lara mata. Lara sing banget nganyelake."
ana ibu mudha, clathune: "Aku lara untu. Lara sing banget nganyelake."
ana taruna bagus, clathune: "Aku watuk pilek. Lara sing banget nganyelake."
ana kere boroken, clathune: "Aku kere. Aku luwe. Aku sing waras dewe."

Karya Rahadi Purwanto (Malang,  Juli 1975)

Oke..selamat berkarya...mulai menuliskan puisi sebagai curahan hati atas diri pribadi maupun sebagai wujud kepekaan sosial.



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:27 PM

(Bukan) Di Sini Kita Bertemu

(Bukan) Di Sini Kita Bertemu

Rimbunnya dedauan
Dari ranting-ranting yang menjulang
Menaungi desa yang masih perawan
Tempat aku dilahirkan

Tapi bukan di sana kita bertemu
Waktu itu tak ada aku tak ada kamu
Yang ada sisa kehidupanku
Dan sisa kehidupanmu yang jauh

Dan di sini pun bukan berarti kita bertemu
Ketika tak ada pohon 'tuk berlindung
Terpisahkan jalanan yang begitu jauh
Ketika harus bertemu

Kita bertemu entah di mana
Di sisa kehidupan yang senantiasa kita beri makna
Seiring waktu membuat tak berdaya
Untuk terus membisikkan cinta

Bertemu pun membisu
Terbunuh waktu

Purbalingga, 19 Maret 2020 (01.57)





Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 12:06 AM

Thursday, March 19, 2020

Buku Sapardi Djoko Damono : Hujan Bulan Juni

Buku Sapardi Djoko Damono : Hujan Bulan Juni

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
                                                          (1989)

Puisi di atas seringkali aku dengar dibacakan oleh orang-orang, mapun dijadikan nulikan tulisan. Kutemukan pula dibacakan dengan manis melalui musikalisasi yang kudapatkan di youtube.

Tetapi aku salah menerka. Judulnya bukan Mencintaimu dengan Sederhana. Dalam buku Hujan Bulan Juni (Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Damono) ternyata diberi judul Aku Ingin.

Berawal dari puisi Aku Ingin tersebut, aku berharap bisa menikmati puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang lain. Puisi yang mengisyaratkan atas kesederhaan dan keikhlasan. Bagaimana kayu menjadi abu adalah sebentuk cinta yang tak terungkapkan pada api yang membakarnya. Apakah kayu ingin mengucapkan terima kasih kasih kepada api yang mengubahnya menjadi abu. Kenapa kayu malah tidak marah kepada api. Apakah memang menjadi abu seolah menjadi sesuatu yang istimewa?
Tidak kah terpikirkan, ketika api yang membuat sebuah rumah terbakar? Wajar ketika seorang ibu memasak menggunakan kayu. Kayu itu membuat nasi menjadi matang karena ada api. Ketika kayu itu menjadi abu, berarti kayu itu telah menyelesaikan tugasnya untuk menyenangkan hati ibu tersebut.

Tapi bagaimana jika berubahnya kayu menjadi abu menyebabkan segalanya terbakar. Habis. Dan kayu itu tetap menganggapnya sebagai bentuk cinta. Cinta yang tak sempat terucap kepada api.

Demikian juga awan yang menghilang dianggap sebagai anugerah sehingga awan menganggap sebagai bentuk cinta tak  terkatakan kepada hujan. Bagaimana mungkin?

Tema Hujan sebagai tema pilihan kumpulan sajak ini boleh jadi menjadi sesuatu yang istimewa. Apapun yang terjadi akibat hujan entah membuat tanaman menjadi segar kembali, tanah kerontang kembali berisi, para petani yang bersyukur. Di sisi lain ada yang merasa dirugikan oleh hujan..entah membuat jualan es nya tak laku, bubarnya pedagang-pedagang pinggir jalan yang tak beratap, macetnya motor/mobil akibat jalanan banjir dan seambreg lain yang dianggap musibah.

Tetapi tetap saja dianggap sebagai bentuk cinta sederhana yang terkatakan oleh awan kepada hujan yang membuatnya tiada.

Eh dalam buku tersebut ada juga puisi yang berjudul Dalam Diriku...sangat romantis kurasa.
Kutuliskan ya...

Dalam Diriku
             Because the sky is blue
                         It makes me cry
                             (The Beatles)

dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya!
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya
                                      (1980)

Lah romantisnya di mana? (Ups)
Hidup itu indah
Aku menangis sepuas-puasnya

Kenapa bukan ditulis hidup ini indah dan aku tertawa sepuas-puasnya.
Romantisnya di situ....diksi menangis..tangis...air mata berhubungan erat dengan kepekaan jiwa yang melakukannya (lah ndak nyambung banget ya...).

Malah mumet sendiri...
Nanti disambung ketika pikiran kembali waras...(baca : bisa logis dalam menghayati)


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:42 AM

Monday, March 16, 2020

Pagi Milik Siapa?

Pagi milik siapa aku menyapa
Pagi milik siapa aku bertanya
Pagi milik siapa aku berdusta
Pagi milik siapa aku percaya

Sinar matahari menerpa
Kabut di puncak hilang sudah
Kuberhenti sejenak menatapnya
Meski tetap saja bertanya

Pagi milik siapa
Ketika rembulan tak lagi bercahaya
Ketika kelelawar sudah terlalu kenyang dan lelap
Ketika tembok rumah tak lagi mau bicara

Antara aku dan dirimu
Diam membisu
Menunggu waktu
Yang jelas tak tentu

Ketika pagi itu tiba
Tak ada lagi yang disapa
Jalanan yang terasa lengang
Meski langit begitu cerah

Kebumen, 16 Maret 2020

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:48 PM

Friday, March 13, 2020

Sejarah Kesusatraan Inggris : Periodisasi, Pengarang dan Karyanya (Bagian 1)

Ada yang tahu siapa gambar di samping?
Dialah William Shakespeare. Dia dikenal sebagai seorang pujangga, dramawan, dan aktor Inggris.  HamletOthelloKing Lear, dan Macbeth dianggap sebagai karyanya yang terbaik.

Dalam tulisan ini kita akan membahas mengenai tokoh sastra Inggris yang lain dari periode Anglo Saxon-Medieval, periode renaissance, restoration period, periode romantis, periode victoria, dan periode awal abad ke-20 (Setyo Kuncoro : 2005).





Anglo Saxon-Medieval
Anglo Saxon
Anglo Saxon merupakan istilah bagi imigran Jerman yang tinggal di Inggris. Dialek yang digunakan mereka adalah bahasa Inggris kuno atau dikenal sebagai bahasa Anglo-Saxon. Sedangkan kata medieval merujuk pada gambaran Inggris pada abad pertengahan (800 - 1500 SM).

Dalam periode ini dikenal penyair bernama Caedmon dan Cynewulf. 
Caedmon merupakan penyair religius dengan karya-karyanya banyak didasarkan pada cerita dalam Perjanjian Lama. Karya-karyanya misalnya sajak berjudul Incarnation, Fall of Angels, Passion, Christ and Satan, Ressurection, Daniel, the Teaching of the Apostles, the Last Judgment, Hell and Heaven, serta Descent of the Holy Ghost. Karya Caedmon yang terkenal adalah Genesis A dan Genesis B.
Di samping Caedmon ada juga penyair bernama Cynewulf dengan karyanya seperti Elene, Christ, Andreas, Juliana, Guthlac, Phoenix, The Dream of the Rood, dan The Fates of the Apostles. Sajak beliau yang terbaik adalah Julian.

Selain itu dikenal juga kumpulan sajak Anglo-Saxon Chronicle yang terdiri dari 30.000 baris sajak-sajak dan 10%-nya adalah sajak yang berjudul Beowulf. Sajak Beowulf ini terdiri dari 43 bab dan 3.182 baris. Tak ada yang tahu siapa penulis sajak Beowulf ini. Beowulf ini berisi syair kepahlawanan  (epic) terpanjang dan merupakan sajak Inggris kuno yang paling terkenal.  Puisi ini berisi tentang kepahlawanan seorang ksatria bernama Beowulf melawan monster bernama Grendle dan seekor naga.

Pada masa Anglo-Saxon itu dikenal juga seorang biarawan dan sejarawan bernama Bede. Bede menulis prosa sejarah yang sangat panjang berjudul Ecclesiastical History of English Nation. Atas karyanya tersebut Bede dijuluki The Father of English History. Karya Bede yang lain adalah sajak History of Abbots dan The Life of St. Cuthbert. Dari tulisan Bede itulah dapat diketahui bahwa Caedmon dan Cynewulf hidup pada era Anglo-Saxon.

Medieval
Perkembangan sastra Inggris pada masa pertengahan tidak terlepas dari peran King Alfred. Kontribusinya yang sangat besar terhadap perkembangan bangsa Inggris menghantarkan dia dengan julukan King Alfred The Great. Dan sebagai bentuk kekagumannya terhadap beliau, penyair G K Chesterton menuliskan puisi berjudul The Ballad of The White Horse yang berisi narasi panjang mengenai kisah King Alfred.

Pada era ini, di bidang puisi dan sastra dikenal Geofre Chaucer (perintis dengan puisinya yang terkenal berjudul Canterbury Tales), John Gower, William Langland, dan Sir Thomas Malory. Sedangkan drama yang pertama yang muncul berupa Litugical drama, yaitu drama yang kisahnya terdapat pada cerita dalam bible. Drama-dramanya bertemakan keagamaan yang dikenal sebagai miracle plays atau mystery play yang akhirnya berkembang tentang kehidupan sehari-hari yang dikenal sebagai Morality play.

Selain itu, banyak karya sastra yang tidak diketahui pengarangnya seperti puisi berjudul Everyman, Sir Gwain and Green Night, The Harley Lyriscs, the Alliterative Morthe Arthure, Orrmulum, Pearl, The Owl and Nighttingale, Sales warde dan The Siege of Jerusalem.


Periode Renaissance
1. Edmund Spencer, dengan karyanya yaitu sajak The Shepheardes Calender, The Faerie Queen, Epithalamion, Prothalamion dan juga 88 buah soneta.
2. Sir Thomas More, dengan puisinya berjudl Defence of the Seven Sacrament yang berkisah penolakan terhadap Luther.
3. King Henry VIII, dengan puisinya berjudul Partime With Good Company, Whereto Should I Expres, Whoso that will for grace sue, Green Groweth the Holly, dan Departure is my chief pain. 
4. John Skelton, dengan karyanya berjudul Elegy on the Death of Early of Northumberland, buku pelajaran Speculum Principle, satir politik berjudul The Bowge of Courte, Phllyp Sparrowe, sebuah elegi untuk Henry VII berjudul A Lawde and Prayse Made for Our Soureigne Lord the King, karya dramatis Magnycence, Speak, Parrot, Collin Clout Why Come Ye Not to Court, karya autografi berjudul The Garland of Laurel, serta puisi terakhir berjudul A Replycaion.
5. Willliam Shakespeare, dengan karya besarnya yang muncul di layar lebar seperti Romeo and Juliet, A Midsummer Night's Dream, Antony and Cleopatra, Hamlet dan Macbeth. Karya-karya Shakespeare dibagi dalam 3 kategori yaitu tragedy, comedy, dan history.
6. Christopher Marlowe, dengan karyanya berjudul Passionate Shepherd to his Love, drama berjudul Tamburlaine the Great, The Jew of Malta, Tamburine 1 dan Tamburine 2, Edward II, Passionate Shepard to his love, Hero and Leader, The Tragical History of Doctor Faustus dan sebagainya.
7. Thomas Nash, dengan karyanya berjudul Pierce Penilesse, The Devil, pamlet berjudul Christ's Tears, prosa petualangan manusia berjudul The Life of Jacke Wilton.
8. John Lyly, dengan prosanya berjudul Euphues : The Anatomy of Wit, Euphues and His England, juga drama berjudul Campaspe dan The Woman in the Moon.
9. Francis Bacon, dengan bukunya berjudul Advancement of Learning, A History of Henry VII dan The New Atlantis.
10. Thomas Kyd, dengan dramanya berjudul The Spanish Tragedy, Soliman and Perseda, dan Arden of Feversham.
11. Ben Jonson, dengan drama komedinya berjudul Every Man Out of Hits Humour, Eastward Hol (kolaborasi dengan John Marston dan George Chapman), Volpone, Cynthia's Revels, The Poetaster, Epicoene, dan The Devil is an Ass.

Untuk postingan selanjutnya akan dibahas mengenai periodisasi restoration period, periode romantis, periode victoria, dan periode awal abad ke-20.

Dan sejujurnya saya masih asing dengan nama-nama pengarang maupun karyanya. Dari ke-11 pengarang di atas paling familiar dengan William Shakespeare serta Francis Bacon. 




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:04 AM

Thursday, March 12, 2020

Mengenal Sejarah Kesusatraan Inggris









Sejarah Kesusasteraan Inggris merupakan salah satu mata kuliah yang  harus ditempuh oleh mahasiswa penerjemah Universitas Terbuka.  Dan sejujurnya, saya sangat kesulitan untuk menghapalkan bahasan mengenai materi ini.

Pada dasarnya, periode kesusatraan Inggris terbagai dalam 6 periode, yaitu :

  1. Anglo Saxon-Medieval
  2. Periode renaissance
  3. Periode restoration
  4. Periode romantis
  5. Periode victoria
  6. Periode awal abad ke-20
Sebelum mempelajari karya sastra maupun pengarangnya, perlu diketahui sekilas mengenai sejarah bangsa Inggris sebagai berikut (Setyo Kuncoro, 2005). Daratan Inggris pada abad ke-4 didiami oleh Suku Celts dengan bahasanya yaitu bahasa Celtic. Pada awal abad ke-4, Inggris telah berada dalam dalam cengkeraman kerajaan Romawi dan merupakan wilayah koloni Roma yang terjauh. Pada tahun 410 SM terjadi kekosongan kekuasaan di Inggris karena seluruh kekuatan Romawi ditarik ke Roma. Kerajaan Romawi jatuh ke tangan Barbar diiringi dengan migrasi sejumlah suku di Jerman ke daratan Inggris seperti Angles, Saxons, dan Jutes. Para imigran Jerman tersebut berhasil menaklukkan Inggris dan berjaya sampai abad ke-5 dan ke-6. Para imigran Jerman ini dikenal sebagai orang Anglo-Saxon, dengan dialeknya yaitu bahasa Inggris kuno yang dikenal sebagai bahasa Anglo-Saxon.

Jadi, ternyata yang tinggal di Inggris adalah turunan dari Jerman. Lantas penduduk asli Inggris ke mana kelanjutannya? (Jadi melongo....).

Sajak-sajak Inggris Kuno kebanyakan tidak diketahui siapa penulisnya. Misalnya Beowulf, The Dream of Rood, The Battle of Maldon, ataupun kumpulan sajak Anglo-Saxon Chronicle. Ada sekitar 30.0000 baris sajak-sajak Anglo-Saxon, san 10%-nya adalah sajak berjudul Beowulf yang terdiri dari 34 Bab, dan 3.182 baris.

Beowulf merupakan syair kepahlawanan seorang ksatria bernama Beowulf melawan monster bernama Grendle dan seeokor naga.  Sajak Beowulf ini mempunya 5 tokoh utama yaitu Geats, Danes, Swedes, Finnerburh, dan Grendel. Sajak ini dianggap sebagai gabungan antara legenda dan sejarah.

Penyair yang hidup pada zaman Anglo-Saxon yaitu Caedmon dan Cynewulf. Karya Caedmon banyak yang berasal dari Perjanjian Lama seperti dalam sajak Incarnation, Fall of Angels, Passion, Christ and Satan, Resssurection, Daniel, The Teaching of the Apostles, The Last Judgment, Hell and Heaven, serta The Descent of the Holy Ghost. Karya Caedmon yang terkenal adalah Genesis A dan Genesis B.

Karya Cynewulf lebih bervariasi selain cerita dalam Alkitab juga mengenai kisah kepahlawanan. Sajak-sajaknya berjudul Elene, Christ, Andreas, Juliana, Guthlac, Phoenix, The Dream of the Road dan The Fates of the Apostles. Sajak Cynewulf yang dianggap karya terbaik dalah Juliana.

Kira-kira begitu isi dari sejarah kesusastraan Inggris, meski baru membahas sedikit era Inggris Kuno yaitu Anglo-Saxon. Mengenal pengarangnya, karya yang dibuat serta isi dari karyanya dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita. Berbagai kisah ternyata dituangkan dalam sajak-sajak  yang panjang pada era tersebut. 


































Sumber gambar :
https://davisukses.weebly.com/language-and-literature-bahasa-dan-sastra.html

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:25 AM

Thursday, February 20, 2020

Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia Modern

Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia Modern

Sarwadi (2004 : 19 - 20) mengemukaan periodisasi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut :
Periodisasi Bujung Saleh
1. Sebelum tahun 20-an
2. Antara tahun 20-an hingga tahun '33
3. Tahun 1933 - Mei 1942
4. Mei 1942- sekarang





Periodisasi H.B. Jassin
I. Sastra Melayu Lama
II. Sastra Indonesia Modern
1. Angkatan 20
2. Angkatan 33 atau Pujangga Baru
3. Angkatan 45 mulai sejak 1942
4. Angkatan 66 mulai kira-kira tahun 1955

Periodisasi Nugroho Notosusanto
I. Sastra Melayu Lama
II. Sastra Indonesia Modern
A. Masa Kebangkitan
1. Periode '20
2. Periode '33
3. Periode '42
B. Masa Perkembangan
1. Periode '45
2. Periode '50

Periodisasi Ajib Rosidi
I. Sastra Nusantara Klasik (Sastra dari berbagai bahasa daerah di Nusantara)
II. Sastra Indonesia Modern
A. Masa Kelahiran (Masa Kebangkitan)
1. Periode awal - 1933
2. Periode 1933 - 1942
3. Periode 1942 - 1945
B. Masa Perkembangan
1. Periode 1945 - 1953
2. Periode 1953 - 1961
3. Periode 1961 - sekarang


Sarwadi (2004 : 22) menyusun suatu periodisasi sejarah sastra Indonesia modern sebagai berikut :
A. Sastra Melayu Lama/Klasik
B. Sastra Indonesia Modern
I. Periode Tahun '20
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Sastra di luar Balai Pustaka
II. Periode tahun '30
1. Angkatan Pujangga Baru
2. Sastra di luar Pujangga Baru
III. Periode tahun '42
IV. Periode tahun '45
1. Angkatan 45
2. Sastra di luar Angkatan 45
V. Periode tahun '50
VI. Periode tahun '66
Angkatan 66
VII. Periode tahun '70
Angkatan 70/80
VIII. Periode tahun 2000
Angkatan 2000

Kalau dicermati periodisasi di atas nampak bahwa ada tahun-tahun tertentu yang menjadi tonggak batas periodisasi seperti tahun 20 an, tahun 30 an, tahun 45 an, dan tahun 1966. Ketika ada istilah sastra di luar angkatan tertentu dilatarbelakangi salah satunya ada sastrawan yang berkarya saat itu tetapi tidak mau dimasukkan dalam angkatan tersebut.

Dan kalau dicermati lagi, masa-masa tahun tersebut berkaitan sekali dengan sejarah bangsa Indonesia. Baik dari masa sebelum merdeka, masa setelah merdeka, sampai setelah kemerdekaan dan sampai sekarang ini.

Sangat penting tentunya mempelajari periodisasi sastra ini karena selain memahami karakter tiap angkatan juga sekaligus mempelajari sejarah Indonesia.

Untuk tahun 2020 ini adakah akan muncul periodisasi baru. Ataukah dianggap tidak ada ciri khusus  yang menyebabkan sastra tahun 2020 dan selanjutnya belum layak dianggap sebagai salah satu tonggak yang penting dalam kesusastraan.




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:38 PM

Sunday, February 16, 2020

Mengembalikan Motivasi Menulis

Kita mungkin pernah mendengar kata-katanya yang intinya menulislah karena kita orang biasa. Beda jika kita orang terkenal, maka banyak orang yang akan menuliskan tentang kita.

Itu jika kita ingin tercatat dalam sejarah. Ketika kita merasa tidak ingin diingat oleh sejarah, motivasi apa yang akan membuat kita terus menulis.

Nurhadi (2017 : 1) menyebutkan ada 3 alasan orang menulis, yaitu alasan personal, profesional, dan sosial kemasyarakatan. Alasan personal meliputi (1) pelepasan ide kreatif, (2) menulis buku harian, dan (3) membuat jadwal kegiatan pribadi. Pelepasan ide kreatif misalnya menulis puisi, cerpen, novel dan sebagaianya.  Alasan profesional misalnya menulis undangan rapat, membuat pengumuman, membuat laporan, menyusun profil lembaga dan sebagainya. Alasan sosial kemasyarakatan misalnya menulis surat pribadi, sms, membuat dokumen perjanjian dan sebagainya.

Menulis yang dimaksud di sini fokus pada aktivitas penulisan yang terkait dengan alasan personal. Bukan karena tuntutan pekerjaan maupun tuntutan masyarakat tetapi terus menulis. Kalau menjadi seorang sekretaris perusahaan ya biasa saja dong menuliskan berbagai dokumen seperti surat menyurat. Ataupun seorang ketua RT ya wajar ketika harus menulis pengumuman untuk berhati-hati terhadap wabah suatu penyakit, misalnya demam berdarah.

Motivasi yang paling baik tentunya harus muncul dari diri sendiri.
Menulis sebagai passion.
Menulis sebagai kebutuhan.
Ada perasaan yang kurang ketika belum menulis.
Merasa berdosa ketika tidak melaksanakan kewajiban menulis. Kewajiban yang dimaksud karena dia mewajibkan dirinya sendiri.

Ada juga yang menulis karena sekedar buat curhat.
Menulis agar terkenal.
Menulis untuk berbagi ilmu.
Menulis untuk menambah jaringan.
Menulis untuk menambah pendapatan.
Menulis untuk mengisi kekosongan waktu.
Menulis untuk menunjukkan eksistensinya.
Menulis untuk .....
Menulis untuk .....
Menulis untuk ......
Dan banyak hal yang bisa dijadikan untuk selalu menulis.

Pengetahuan, kemampuan, dan keinginan merupakan satu paket. Apa dan mengapa saya menulis? Bagaimana saya menulis? Ranah pengetahuan dan keinginan itu hanya berhenti sampai situ. Sampai ada keinginan (desire) yang kuat untuk menulis. Istilah pengetahuan, kemampuan, dan keinginan ini saya dapatkan di buku biografi Stephen R. Covey (Siapa ya?).

Ada juga yang mengatakan seorang pecundang punya beribu-ribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Tetapi bagi seorang pemenang hanya cukup memiliki 1 alasan untuk memicu melakukan banyak hal.

Tetap semangat (khususnya diri saya)...
Untuk terus menulis...menulis...dan menulis...


Sumber gambar : https://writingcooperative.com/18-motivational-quotes-to-bring-out-the-writer-in-you-ea3e61c93734

Bacaan lebih lanjut :
Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta : Bumi Aksara
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 4:21 AM
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...