Thursday, February 20, 2020

Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia Modern

Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia Modern

Sarwadi (2004 : 19 - 20) mengemukaan periodisasi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut :
Periodisasi Bujung Saleh
1. Sebelum tahun 20-an
2. Antara tahun 20-an hingga tahun '33
3. Tahun 1933 - Mei 1942
4. Mei 1942- sekarang





Periodisasi H.B. Jassin
I. Sastra Melayu Lama
II. Sastra Indonesia Modern
1. Angkatan 20
2. Angkatan 33 atau Pujangga Baru
3. Angkatan 45 mulai sejak 1942
4. Angkatan 66 mulai kira-kira tahun 1955

Periodisasi Nugroho Notosusanto
I. Sastra Melayu Lama
II. Sastra Indonesia Modern
A. Masa Kebangkitan
1. Periode '20
2. Periode '33
3. Periode '42
B. Masa Perkembangan
1. Periode '45
2. Periode '50

Periodisasi Ajib Rosidi
I. Sastra Nusantara Klasik (Sastra dari berbagai bahasa daerah di Nusantara)
II. Sastra Indonesia Modern
A. Masa Kelahiran (Masa Kebangkitan)
1. Periode awal - 1933
2. Periode 1933 - 1942
3. Periode 1942 - 1945
B. Masa Perkembangan
1. Periode 1945 - 1953
2. Periode 1953 - 1961
3. Periode 1961 - sekarang


Sarwadi (2004 : 22) menyusun suatu periodisasi sejarah sastra Indonesia modern sebagai berikut :
A. Sastra Melayu Lama/Klasik
B. Sastra Indonesia Modern
I. Periode Tahun '20
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Sastra di luar Balai Pustaka
II. Periode tahun '30
1. Angkatan Pujangga Baru
2. Sastra di luar Pujangga Baru
III. Periode tahun '42
IV. Periode tahun '45
1. Angkatan 45
2. Sastra di luar Angkatan 45
V. Periode tahun '50
VI. Periode tahun '66
Angkatan 66
VII. Periode tahun '70
Angkatan 70/80
VIII. Periode tahun 2000
Angkatan 2000

Kalau dicermati periodisasi di atas nampak bahwa ada tahun-tahun tertentu yang menjadi tonggak batas periodisasi seperti tahun 20 an, tahun 30 an, tahun 45 an, dan tahun 1966. Ketika ada istilah sastra di luar angkatan tertentu dilatarbelakangi salah satunya ada sastrawan yang berkarya saat itu tetapi tidak mau dimasukkan dalam angkatan tersebut.

Dan kalau dicermati lagi, masa-masa tahun tersebut berkaitan sekali dengan sejarah bangsa Indonesia. Baik dari masa sebelum merdeka, masa setelah merdeka, sampai setelah kemerdekaan dan sampai sekarang ini.

Sangat penting tentunya mempelajari periodisasi sastra ini karena selain memahami karakter tiap angkatan juga sekaligus mempelajari sejarah Indonesia.

Untuk tahun 2020 ini adakah akan muncul periodisasi baru. Ataukah dianggap tidak ada ciri khusus  yang menyebabkan sastra tahun 2020 dan selanjutnya belum layak dianggap sebagai salah satu tonggak yang penting dalam kesusastraan.




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:38 PM

Sunday, February 16, 2020

Mengembalikan Motivasi Menulis

Kita mungkin pernah mendengar kata-katanya yang intinya menulislah karena kita orang biasa. Beda jika kita orang terkenal, maka banyak orang yang akan menuliskan tentang kita.

Itu jika kita ingin tercatat dalam sejarah. Ketika kita merasa tidak ingin diingat oleh sejarah, motivasi apa yang akan membuat kita terus menulis.

Nurhadi (2017 : 1) menyebutkan ada 3 alasan orang menulis, yaitu alasan personal, profesional, dan sosial kemasyarakatan. Alasan personal meliputi (1) pelepasan ide kreatif, (2) menulis buku harian, dan (3) membuat jadwal kegiatan pribadi. Pelepasan ide kreatif misalnya menulis puisi, cerpen, novel dan sebagaianya.  Alasan profesional misalnya menulis undangan rapat, membuat pengumuman, membuat laporan, menyusun profil lembaga dan sebagainya. Alasan sosial kemasyarakatan misalnya menulis surat pribadi, sms, membuat dokumen perjanjian dan sebagainya.

Menulis yang dimaksud di sini fokus pada aktivitas penulisan yang terkait dengan alasan personal. Bukan karena tuntutan pekerjaan maupun tuntutan masyarakat tetapi terus menulis. Kalau menjadi seorang sekretaris perusahaan ya biasa saja dong menuliskan berbagai dokumen seperti surat menyurat. Ataupun seorang ketua RT ya wajar ketika harus menulis pengumuman untuk berhati-hati terhadap wabah suatu penyakit, misalnya demam berdarah.

Motivasi yang paling baik tentunya harus muncul dari diri sendiri.
Menulis sebagai passion.
Menulis sebagai kebutuhan.
Ada perasaan yang kurang ketika belum menulis.
Merasa berdosa ketika tidak melaksanakan kewajiban menulis. Kewajiban yang dimaksud karena dia mewajibkan dirinya sendiri.

Ada juga yang menulis karena sekedar buat curhat.
Menulis agar terkenal.
Menulis untuk berbagi ilmu.
Menulis untuk menambah jaringan.
Menulis untuk menambah pendapatan.
Menulis untuk mengisi kekosongan waktu.
Menulis untuk menunjukkan eksistensinya.
Menulis untuk .....
Menulis untuk .....
Menulis untuk ......
Dan banyak hal yang bisa dijadikan untuk selalu menulis.

Pengetahuan, kemampuan, dan keinginan merupakan satu paket. Apa dan mengapa saya menulis? Bagaimana saya menulis? Ranah pengetahuan dan keinginan itu hanya berhenti sampai situ. Sampai ada keinginan (desire) yang kuat untuk menulis. Istilah pengetahuan, kemampuan, dan keinginan ini saya dapatkan di buku biografi Stephen R. Covey (Siapa ya?).

Ada juga yang mengatakan seorang pecundang punya beribu-ribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Tetapi bagi seorang pemenang hanya cukup memiliki 1 alasan untuk memicu melakukan banyak hal.

Tetap semangat (khususnya diri saya)...
Untuk terus menulis...menulis...dan menulis...


Sumber gambar : https://writingcooperative.com/18-motivational-quotes-to-bring-out-the-writer-in-you-ea3e61c93734

Bacaan lebih lanjut :
Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta : Bumi Aksara
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 4:21 AM
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...