Sunday, March 29, 2020

Hari ke-7

Hari ke-7


Hari demi hari mata terbuka menjaga
Hari pertama mata terpejam
Hari ke-7 berharap tidur pun terlelap

Bukan tidak mau menjaga
dengan mata terbuka
Saat lelap pun hati ini selalu bersama
Hanya raga yang butuh istirahat

Mata bisa lelap
Mata hati selalu menjaganya

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 3:39 AM

Wednesday, March 25, 2020

Pagi Ini Pun Tak Ada

Pagi Ini Pun Tak Ada
Tak perlu tirai itu terbuka
Ketika ada suara
Memanggil untuk bergegas

Bersih diri berdoa
Pada sang pencipta

Pagi ini 
Tak ada sapa
Tak ada kata

Tak perlu tirai itu terbuka
Memastikan ada yang berbaring di sana
Ketika tak ada rintihan
Napas-napas patah

Tak perlu tirai itu terbuka
Karena sudah tiada

Pagi ini pun tak ada



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:08 AM

Tuesday, March 24, 2020

Malam Terakhir Itu

Malam Terakhir Itu

Malam itu ketika terbujur kaku
Sejak pagi itu
Penuh pilu

Tak ada senyuman di rumah ini
Terdiam sunyi
Sepi

Suratan takdir menjemputmu
Tak perlu ada waktu
'tuk memanggilmu

Tenang denyut nadi
Tak peduli
Lagi


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 10:44 PM

Saturday, March 21, 2020

Mengenal Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980)

Mengenal Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980)

Guritan atau geguritan dapat ditemukan pada kesusastraan Jawa Mutakhir, yang biasa disebut Kasusastraan Jawa Gagrag Anyar (Kesusastraaan Jawa Modern).

Guritan tradisional terikat pada aturan tertentu :
1. jumlah gatra (baris) tidak tetap
2. setiap gatra berisi 8 wanda (suku kata)
3. bunyi akhir pada akhir gatra bersuara sama
4. permulaan guritan memakai perkataan sun gegurit, yang bermakna aku mengarang guritan.
Guritan ini berfungsi sebagai alat pendidikan dan alat untuk menyindir keadaan masyarakat.


Contoh :
Sun-gegurit :
Watake wong kampung Jati,
Satiti angati-ati,
Waning gawe weding juti,
Tresna mring janma sesami,
Bawa leksana ber budi,
Lega lila trusing budi,
Tuhu maring sakeh janji,
Bekting Gusti yayah wibi.

Artinya :
Ku-gurit :
Tabiat orang kampung Jati
Teliti dan berhati-hati
Berani bekerja dan takut jahat di hati
Cinta sesama manusia
Bersopan santun baik budi
Rela dan ikhlas sampai di hati
Benar-benar menepati janji
Tuhan, ayah ibu mereka berbakti.

Guritan seperti itu tidak muncul lagi pada sejarah kesusastraan modern yang berarti "puisi bebas". Bicara puisi bebas baik versi bahasa Jawa atau bahasa Indonesia sebenarnya hampir sama. Tidak ada pakem, baik jumlah baris per bait, jumlah suku kata, rima yang sama pada tiap baris, bahkan tujuan penulisan serta aturan ketat lainnya.

Guritan baru ini muncul dalam majalah dan surat kabar berbahasa Jawa seperti Kejawen, Penyebar Semangat, Jaya Baya, Panji Pustaka, Api Merdeka dan sebagainya. Perintis penulisan puisi Jawa modern ini misalnya R. Intoyo, Subagijo Ilham Notodidjojo, Nineik I.N, Khairul Anam, Joko Mulyadi, R. Sumanto, Purwadhie Atmodiharjo, Ismail, Ri, Tatiek Lukiaty, Hari Purnomo, Partiyah Kartodigdo, S. Wishnukuncahaya, Endang Sukarti, Sunyoto GN, Sustiyah, dan lain-lain.

Dalam perintisannya, guritan modern ini tentunya tidak mudah karena para redaktur pada waktu itu belum mau menerima atau menghargai kehadiran puisi seperti itu. Hal yang wajar memang, seperti saat sekarang banyak sekali pelatihan-pelatihan yang menghasilkan buku-buku berisi puisi-puisi produk pelatihan lepas dari pesertanya berbakat atau tidak. Produk mereka menimbulkan pro kontra baik dengan alasan pakem maupun hasilnya tidak nyastra.

Berikut contoh puisi yang ditulis oleh Tamsir A.S. yang berjudul Suling (ditulis pada akhr Januari 1957).

SULING
Suling thethulitan
awirama kuna
alelagon kuna
nganyut-nganyut ngelangut
endah
ngresepake
nanging aku gela, aku cuwa
wis waleh
nikmati wirama kuna
aku bisa nyipta
lelagon & wirama anyar
manut siliring angin
mekroking kembang
ombaking segara
nggawa gingsiran
angrenggani patamanan
ngikis pesisir, ngremuk ing karang
ayo padha lelagon anyar
wirama anyar
manut siliring angin anyar

Artinya :
Bunyi suling
berirama kuna
berlagu kuna
menghanyutkan pikiran
indah
menarik hati
tapi aku kecewa, aku kecewa
sudah bosan
menikmati irama kuna
aku dapat mencipta
nyanyian & irama baru
mengikuti embusan angin
bunga yang mekar
ombak laut
yang membawa perubahan
menghiasi taman
mengikis pantai
menghancurkan karang
mari kita sama-sama menyanyikan lagu baru
berirama baru
mengikuti embusan angin baru

Bisakan kita membedakan dua puisi di atas baik dari sisi bentuk maupun isinya. Isinya bukan lagi nasihat-nasihat tapi curahan hati penulisnya untuk menyuarakan bentuk baru. Tidak terpaku pada bunyi-bunyian usang dari suling tetapi mencipta bunyi-bunyian baru yang modern. Dan ketika menggunakan suling pun untuk menghasilkan bunyian baru yang beraneka macam hasilnya.

Bagi kita yang sedang belajar membuat guritan/puisi baik berbahasa Jawa maupun bahasa Indonesia tidak perlu berkecil hati. Proses masih sangat panjang untuk mencipta karya yang semakin berkualitas.

Berikut contoh-contoh guritan yang dimuat dalam buku Guritan : Antologi Puisi Jawa Modern (1940-1980) yang disusun oleh Suripan Sadi Hutomo.
Selamat menikmati

ILAT
Amung sawelat
Ambaning ilat

Prandene wasis murba misesa
Gawe begja cilakaning angga

Aywa kendhat
Ngreksa ilat

Njaga wetuning wicara saru
Kang njalari tatuning kalbu

Obahing ilat
Darbe kasiat

Lamun nuju prana bisa mikat
Yen tan pener, gawe oreging rat

(Karya Subagijo Ilham Notodidjojo dimuat dalam Panji Pustaka, No.17, XXII, 1 September 2604)
......................................................

ASMA SUCI
aku lelumban tengahing samudra rahmat
nikmat

lereng ning karang
sembahyang

nggoleki sangkaning dumadi
ning ngendi

jroning pepadhang neng awang-awang
suwung

jroning pepeteng katon sapucuk jarum
nglangut

iku dudu rupaNe
asmaNe

(Karya Priyanggana yang dimuat di Jaya Baya, No. 28, XVIII, 8 Maret 1964)
.........................................................

ING RUMAH SAKIT

ana nyonya tuwa, clathune : "Aku lara mata. Lara sing banget nganyelake."
ana ibu mudha, clathune: "Aku lara untu. Lara sing banget nganyelake."
ana taruna bagus, clathune: "Aku watuk pilek. Lara sing banget nganyelake."
ana kere boroken, clathune: "Aku kere. Aku luwe. Aku sing waras dewe."

Karya Rahadi Purwanto (Malang,  Juli 1975)

Oke..selamat berkarya...mulai menuliskan puisi sebagai curahan hati atas diri pribadi maupun sebagai wujud kepekaan sosial.



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:27 PM

(Bukan) Di Sini Kita Bertemu

(Bukan) Di Sini Kita Bertemu

Rimbunnya dedauan
Dari ranting-ranting yang menjulang
Menaungi desa yang masih perawan
Tempat aku dilahirkan

Tapi bukan di sana kita bertemu
Waktu itu tak ada aku tak ada kamu
Yang ada sisa kehidupanku
Dan sisa kehidupanmu yang jauh

Dan di sini pun bukan berarti kita bertemu
Ketika tak ada pohon 'tuk berlindung
Terpisahkan jalanan yang begitu jauh
Ketika harus bertemu

Kita bertemu entah di mana
Di sisa kehidupan yang senantiasa kita beri makna
Seiring waktu membuat tak berdaya
Untuk terus membisikkan cinta

Bertemu pun membisu
Terbunuh waktu

Purbalingga, 19 Maret 2020 (01.57)





Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 12:06 AM

Thursday, March 19, 2020

Buku Sapardi Djoko Damono : Hujan Bulan Juni

Buku Sapardi Djoko Damono : Hujan Bulan Juni

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana :
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
                                                          (1989)

Puisi di atas seringkali aku dengar dibacakan oleh orang-orang, mapun dijadikan nulikan tulisan. Kutemukan pula dibacakan dengan manis melalui musikalisasi yang kudapatkan di youtube.

Tetapi aku salah menerka. Judulnya bukan Mencintaimu dengan Sederhana. Dalam buku Hujan Bulan Juni (Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Damono) ternyata diberi judul Aku Ingin.

Berawal dari puisi Aku Ingin tersebut, aku berharap bisa menikmati puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang lain. Puisi yang mengisyaratkan atas kesederhaan dan keikhlasan. Bagaimana kayu menjadi abu adalah sebentuk cinta yang tak terungkapkan pada api yang membakarnya. Apakah kayu ingin mengucapkan terima kasih kasih kepada api yang mengubahnya menjadi abu. Kenapa kayu malah tidak marah kepada api. Apakah memang menjadi abu seolah menjadi sesuatu yang istimewa?
Tidak kah terpikirkan, ketika api yang membuat sebuah rumah terbakar? Wajar ketika seorang ibu memasak menggunakan kayu. Kayu itu membuat nasi menjadi matang karena ada api. Ketika kayu itu menjadi abu, berarti kayu itu telah menyelesaikan tugasnya untuk menyenangkan hati ibu tersebut.

Tapi bagaimana jika berubahnya kayu menjadi abu menyebabkan segalanya terbakar. Habis. Dan kayu itu tetap menganggapnya sebagai bentuk cinta. Cinta yang tak sempat terucap kepada api.

Demikian juga awan yang menghilang dianggap sebagai anugerah sehingga awan menganggap sebagai bentuk cinta tak  terkatakan kepada hujan. Bagaimana mungkin?

Tema Hujan sebagai tema pilihan kumpulan sajak ini boleh jadi menjadi sesuatu yang istimewa. Apapun yang terjadi akibat hujan entah membuat tanaman menjadi segar kembali, tanah kerontang kembali berisi, para petani yang bersyukur. Di sisi lain ada yang merasa dirugikan oleh hujan..entah membuat jualan es nya tak laku, bubarnya pedagang-pedagang pinggir jalan yang tak beratap, macetnya motor/mobil akibat jalanan banjir dan seambreg lain yang dianggap musibah.

Tetapi tetap saja dianggap sebagai bentuk cinta sederhana yang terkatakan oleh awan kepada hujan yang membuatnya tiada.

Eh dalam buku tersebut ada juga puisi yang berjudul Dalam Diriku...sangat romantis kurasa.
Kutuliskan ya...

Dalam Diriku
             Because the sky is blue
                         It makes me cry
                             (The Beatles)

dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya!
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya
                                      (1980)

Lah romantisnya di mana? (Ups)
Hidup itu indah
Aku menangis sepuas-puasnya

Kenapa bukan ditulis hidup ini indah dan aku tertawa sepuas-puasnya.
Romantisnya di situ....diksi menangis..tangis...air mata berhubungan erat dengan kepekaan jiwa yang melakukannya (lah ndak nyambung banget ya...).

Malah mumet sendiri...
Nanti disambung ketika pikiran kembali waras...(baca : bisa logis dalam menghayati)


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:42 AM

Monday, March 16, 2020

Pagi Milik Siapa?

Pagi milik siapa aku menyapa
Pagi milik siapa aku bertanya
Pagi milik siapa aku berdusta
Pagi milik siapa aku percaya

Sinar matahari menerpa
Kabut di puncak hilang sudah
Kuberhenti sejenak menatapnya
Meski tetap saja bertanya

Pagi milik siapa
Ketika rembulan tak lagi bercahaya
Ketika kelelawar sudah terlalu kenyang dan lelap
Ketika tembok rumah tak lagi mau bicara

Antara aku dan dirimu
Diam membisu
Menunggu waktu
Yang jelas tak tentu

Ketika pagi itu tiba
Tak ada lagi yang disapa
Jalanan yang terasa lengang
Meski langit begitu cerah

Kebumen, 16 Maret 2020

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:48 PM

Friday, March 13, 2020

Sejarah Kesusatraan Inggris : Periodisasi, Pengarang dan Karyanya (Bagian 1)

Ada yang tahu siapa gambar di samping?
Dialah William Shakespeare. Dia dikenal sebagai seorang pujangga, dramawan, dan aktor Inggris.  HamletOthelloKing Lear, dan Macbeth dianggap sebagai karyanya yang terbaik.

Dalam tulisan ini kita akan membahas mengenai tokoh sastra Inggris yang lain dari periode Anglo Saxon-Medieval, periode renaissance, restoration period, periode romantis, periode victoria, dan periode awal abad ke-20 (Setyo Kuncoro : 2005).





Anglo Saxon-Medieval
Anglo Saxon
Anglo Saxon merupakan istilah bagi imigran Jerman yang tinggal di Inggris. Dialek yang digunakan mereka adalah bahasa Inggris kuno atau dikenal sebagai bahasa Anglo-Saxon. Sedangkan kata medieval merujuk pada gambaran Inggris pada abad pertengahan (800 - 1500 SM).

Dalam periode ini dikenal penyair bernama Caedmon dan Cynewulf. 
Caedmon merupakan penyair religius dengan karya-karyanya banyak didasarkan pada cerita dalam Perjanjian Lama. Karya-karyanya misalnya sajak berjudul Incarnation, Fall of Angels, Passion, Christ and Satan, Ressurection, Daniel, the Teaching of the Apostles, the Last Judgment, Hell and Heaven, serta Descent of the Holy Ghost. Karya Caedmon yang terkenal adalah Genesis A dan Genesis B.
Di samping Caedmon ada juga penyair bernama Cynewulf dengan karyanya seperti Elene, Christ, Andreas, Juliana, Guthlac, Phoenix, The Dream of the Rood, dan The Fates of the Apostles. Sajak beliau yang terbaik adalah Julian.

Selain itu dikenal juga kumpulan sajak Anglo-Saxon Chronicle yang terdiri dari 30.000 baris sajak-sajak dan 10%-nya adalah sajak yang berjudul Beowulf. Sajak Beowulf ini terdiri dari 43 bab dan 3.182 baris. Tak ada yang tahu siapa penulis sajak Beowulf ini. Beowulf ini berisi syair kepahlawanan  (epic) terpanjang dan merupakan sajak Inggris kuno yang paling terkenal.  Puisi ini berisi tentang kepahlawanan seorang ksatria bernama Beowulf melawan monster bernama Grendle dan seekor naga.

Pada masa Anglo-Saxon itu dikenal juga seorang biarawan dan sejarawan bernama Bede. Bede menulis prosa sejarah yang sangat panjang berjudul Ecclesiastical History of English Nation. Atas karyanya tersebut Bede dijuluki The Father of English History. Karya Bede yang lain adalah sajak History of Abbots dan The Life of St. Cuthbert. Dari tulisan Bede itulah dapat diketahui bahwa Caedmon dan Cynewulf hidup pada era Anglo-Saxon.

Medieval
Perkembangan sastra Inggris pada masa pertengahan tidak terlepas dari peran King Alfred. Kontribusinya yang sangat besar terhadap perkembangan bangsa Inggris menghantarkan dia dengan julukan King Alfred The Great. Dan sebagai bentuk kekagumannya terhadap beliau, penyair G K Chesterton menuliskan puisi berjudul The Ballad of The White Horse yang berisi narasi panjang mengenai kisah King Alfred.

Pada era ini, di bidang puisi dan sastra dikenal Geofre Chaucer (perintis dengan puisinya yang terkenal berjudul Canterbury Tales), John Gower, William Langland, dan Sir Thomas Malory. Sedangkan drama yang pertama yang muncul berupa Litugical drama, yaitu drama yang kisahnya terdapat pada cerita dalam bible. Drama-dramanya bertemakan keagamaan yang dikenal sebagai miracle plays atau mystery play yang akhirnya berkembang tentang kehidupan sehari-hari yang dikenal sebagai Morality play.

Selain itu, banyak karya sastra yang tidak diketahui pengarangnya seperti puisi berjudul Everyman, Sir Gwain and Green Night, The Harley Lyriscs, the Alliterative Morthe Arthure, Orrmulum, Pearl, The Owl and Nighttingale, Sales warde dan The Siege of Jerusalem.


Periode Renaissance
1. Edmund Spencer, dengan karyanya yaitu sajak The Shepheardes Calender, The Faerie Queen, Epithalamion, Prothalamion dan juga 88 buah soneta.
2. Sir Thomas More, dengan puisinya berjudl Defence of the Seven Sacrament yang berkisah penolakan terhadap Luther.
3. King Henry VIII, dengan puisinya berjudul Partime With Good Company, Whereto Should I Expres, Whoso that will for grace sue, Green Groweth the Holly, dan Departure is my chief pain. 
4. John Skelton, dengan karyanya berjudul Elegy on the Death of Early of Northumberland, buku pelajaran Speculum Principle, satir politik berjudul The Bowge of Courte, Phllyp Sparrowe, sebuah elegi untuk Henry VII berjudul A Lawde and Prayse Made for Our Soureigne Lord the King, karya dramatis Magnycence, Speak, Parrot, Collin Clout Why Come Ye Not to Court, karya autografi berjudul The Garland of Laurel, serta puisi terakhir berjudul A Replycaion.
5. Willliam Shakespeare, dengan karya besarnya yang muncul di layar lebar seperti Romeo and Juliet, A Midsummer Night's Dream, Antony and Cleopatra, Hamlet dan Macbeth. Karya-karya Shakespeare dibagi dalam 3 kategori yaitu tragedy, comedy, dan history.
6. Christopher Marlowe, dengan karyanya berjudul Passionate Shepherd to his Love, drama berjudul Tamburlaine the Great, The Jew of Malta, Tamburine 1 dan Tamburine 2, Edward II, Passionate Shepard to his love, Hero and Leader, The Tragical History of Doctor Faustus dan sebagainya.
7. Thomas Nash, dengan karyanya berjudul Pierce Penilesse, The Devil, pamlet berjudul Christ's Tears, prosa petualangan manusia berjudul The Life of Jacke Wilton.
8. John Lyly, dengan prosanya berjudul Euphues : The Anatomy of Wit, Euphues and His England, juga drama berjudul Campaspe dan The Woman in the Moon.
9. Francis Bacon, dengan bukunya berjudul Advancement of Learning, A History of Henry VII dan The New Atlantis.
10. Thomas Kyd, dengan dramanya berjudul The Spanish Tragedy, Soliman and Perseda, dan Arden of Feversham.
11. Ben Jonson, dengan drama komedinya berjudul Every Man Out of Hits Humour, Eastward Hol (kolaborasi dengan John Marston dan George Chapman), Volpone, Cynthia's Revels, The Poetaster, Epicoene, dan The Devil is an Ass.

Untuk postingan selanjutnya akan dibahas mengenai periodisasi restoration period, periode romantis, periode victoria, dan periode awal abad ke-20.

Dan sejujurnya saya masih asing dengan nama-nama pengarang maupun karyanya. Dari ke-11 pengarang di atas paling familiar dengan William Shakespeare serta Francis Bacon. 




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 1:04 AM

Thursday, March 12, 2020

Mengenal Sejarah Kesusatraan Inggris









Sejarah Kesusasteraan Inggris merupakan salah satu mata kuliah yang  harus ditempuh oleh mahasiswa penerjemah Universitas Terbuka.  Dan sejujurnya, saya sangat kesulitan untuk menghapalkan bahasan mengenai materi ini.

Pada dasarnya, periode kesusatraan Inggris terbagai dalam 6 periode, yaitu :

  1. Anglo Saxon-Medieval
  2. Periode renaissance
  3. Periode restoration
  4. Periode romantis
  5. Periode victoria
  6. Periode awal abad ke-20
Sebelum mempelajari karya sastra maupun pengarangnya, perlu diketahui sekilas mengenai sejarah bangsa Inggris sebagai berikut (Setyo Kuncoro, 2005). Daratan Inggris pada abad ke-4 didiami oleh Suku Celts dengan bahasanya yaitu bahasa Celtic. Pada awal abad ke-4, Inggris telah berada dalam dalam cengkeraman kerajaan Romawi dan merupakan wilayah koloni Roma yang terjauh. Pada tahun 410 SM terjadi kekosongan kekuasaan di Inggris karena seluruh kekuatan Romawi ditarik ke Roma. Kerajaan Romawi jatuh ke tangan Barbar diiringi dengan migrasi sejumlah suku di Jerman ke daratan Inggris seperti Angles, Saxons, dan Jutes. Para imigran Jerman tersebut berhasil menaklukkan Inggris dan berjaya sampai abad ke-5 dan ke-6. Para imigran Jerman ini dikenal sebagai orang Anglo-Saxon, dengan dialeknya yaitu bahasa Inggris kuno yang dikenal sebagai bahasa Anglo-Saxon.

Jadi, ternyata yang tinggal di Inggris adalah turunan dari Jerman. Lantas penduduk asli Inggris ke mana kelanjutannya? (Jadi melongo....).

Sajak-sajak Inggris Kuno kebanyakan tidak diketahui siapa penulisnya. Misalnya Beowulf, The Dream of Rood, The Battle of Maldon, ataupun kumpulan sajak Anglo-Saxon Chronicle. Ada sekitar 30.0000 baris sajak-sajak Anglo-Saxon, san 10%-nya adalah sajak berjudul Beowulf yang terdiri dari 34 Bab, dan 3.182 baris.

Beowulf merupakan syair kepahlawanan seorang ksatria bernama Beowulf melawan monster bernama Grendle dan seeokor naga.  Sajak Beowulf ini mempunya 5 tokoh utama yaitu Geats, Danes, Swedes, Finnerburh, dan Grendel. Sajak ini dianggap sebagai gabungan antara legenda dan sejarah.

Penyair yang hidup pada zaman Anglo-Saxon yaitu Caedmon dan Cynewulf. Karya Caedmon banyak yang berasal dari Perjanjian Lama seperti dalam sajak Incarnation, Fall of Angels, Passion, Christ and Satan, Resssurection, Daniel, The Teaching of the Apostles, The Last Judgment, Hell and Heaven, serta The Descent of the Holy Ghost. Karya Caedmon yang terkenal adalah Genesis A dan Genesis B.

Karya Cynewulf lebih bervariasi selain cerita dalam Alkitab juga mengenai kisah kepahlawanan. Sajak-sajaknya berjudul Elene, Christ, Andreas, Juliana, Guthlac, Phoenix, The Dream of the Road dan The Fates of the Apostles. Sajak Cynewulf yang dianggap karya terbaik dalah Juliana.

Kira-kira begitu isi dari sejarah kesusastraan Inggris, meski baru membahas sedikit era Inggris Kuno yaitu Anglo-Saxon. Mengenal pengarangnya, karya yang dibuat serta isi dari karyanya dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita. Berbagai kisah ternyata dituangkan dalam sajak-sajak  yang panjang pada era tersebut. 


































Sumber gambar :
https://davisukses.weebly.com/language-and-literature-bahasa-dan-sastra.html

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 5:25 AM
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...