Wednesday, March 13, 2019

PESAN DARI LANGIT – Ketika Puisi Harus Bicara

PESAN DARI LANGIT – Ketika Puisi Harus Bicara
Hidup terjalani 
Sesuai takdir Ilahi
Aku tak berdaya
Aku yang lelah di hadapan-Mu
Lewat puisi ini aku ingin berkidung
Berdekatan dan bermakhsyuk dengan-Mu
Puisi ini bukanlah zikir yang menggetarkan
Ketidakberdayaanku
Membuatku harus selalu berpuisi
Sebagai sebuah doa dan pengharapan
Untuk menjadi insan yang diridhoi
Puisi bukanlah puisi
Puisi sebagai jalan hidup
Puisi sebagai kontrol
Terhadap segala tipu daya duniawi
Dan ketika puisi sekedar pengembaraan
Untuk menuju tujuan yang sejati
Pbg, 04032018
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:16 PM

Tuesday, March 12, 2019

Puisi : Sajak Kepalsuan (Bagian 4)

Sajak Kepalsuan - Bagian 4

Kembali kau berkata
“Aku yang akan pergi
Tiada boleh ada dua singa di gunung yang sama
Biarlah aku akan mengembara
Menyusuri hutan-hutan sunyi
Aku sudah terlalu tua
Ketika matipun tak ada yang mencari”
Mataku berkaca-kaca
Pagi ini kulepas kulepas dia
Hujan merintik melepas kepergiannya
Matahari enggan bersinar..
Langit gelap..
Aku yang kehilangan nalar
Hari itu sangat panjang…
Malamnya tak kuasa aku menahan diri
Mata terpejam pikiran berkelana
Akhirnya aku nekat menyusulnya…
Tak kuhiraukan dinginnya malam yang membekukan
Ku terus berjalan
Hingga sampailah
Ada sebuah pesta di sana
Kebetulan perutku sangat lapar
Di depan pintu langkahku tertahan
Kulihat dia di antara kerumunan orang-orang
Tertawa-tawa…berjalan-jalan ke sana kemari
Hutan yang kau memang sangat sepi
Sunyi…
yang tak sanggup kujalani
Pbg,02032018
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:12 PM

Monday, March 11, 2019

Puisi : Sajak Kepalsuan (Bagian 3)

Puisi : Sajak Kepalsuan - Bagian ketiga

Kau bilang selalu mendukungku
Tak heran kau selalu menasehati
Selalu ber say “Hello”
Dan menebarkan senyum manis
Ketika aku mengenal seorang perempuan
Perempuan biasa yang mampu menyentuh jiwaku
Dengan lembut dia mengingatkanku
“Hatimu terlalu lemah…hindari dia”
Selalu dan selalu itu yang dikatakan

Aku mengalah
Sedikit demi sedikit aku menjauh
Hilang sudah…tak ada cerita apa-apa
Dan aku pergi dari tempat itu
Malam ini dia hadir
Dia memamerkan sebuah foto
Dirinya dengan perempuan itu
“Terima kasih, karena dulu kamu meninggalkannya”
Aku bilang
“Bulshiat”
Dan kututup japrian itu…
Pbg,02032018

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:08 PM

Sunday, March 10, 2019

Puisi : Sajak Kepalsuan (Bagian 2)

Puisi : Sajak Kepalsuan (Bagian 2)

Aku bilang
“Aku akan pergi”
Kulihat air matamu berlinang
Memang tak ada lagi yang dapat menahan
Kau bilang
“Cukup sudah cerita di antara kita”
Kutahu kemudian…
Air mata itu bagian dari permainannya
Agar leluasa membebaskan diri
Alias memilih yang lebih baik

Hingga akhirnya dia ingin kembali
Penyesalan telah memaksaku pergi
Aku bilang “tidak!”
Sudah ada yang mengisi hari-hariku
Tak sengaja kukunjungi kota itu
Kulihat dia asyik bercengkerama
Air mata itu sebenarnya tak ada
Seperti saya yang tak ingin dengan siapa-siapa
Pbg,02032018

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:04 PM

Saturday, March 9, 2019

Puisi : Sajak Kepalsuan (Bagian 1)

SAJAK KEPALSUAN
Bagian 1
Kau bilang datang pagi ini
Aku menunggu di alun-alun kota
Kamu tidak datang

Hari berikutnya kamu juga tidak datang
Hari ketiga kamu datang…dan aku masih menunggumu
Kau bercerita tentang hidupmu…tentang keluargamu…tentang anakmu

Hari berikutnya kukirim dirimu uang jutaan
Kau bilang untuk biaya operasi anakmu
Hari-hari berikutnya kamu tidak datang…
Tak ada sms..tak ada telpon..dan tak ada kabar apapun

Setahun lebih berlalu…kamu datang ke rumah
Tepat tengah malam..
Bercerita banyak hal..
termasuk kepindahannya ke kota
Dengan sungkan aku bertanya
‘Bagaimana keadaan anakmu?”

Dia terdiam sejenak.

“Anak yang mana?”
Aku masih bujangan kok. Saya masih ingin menikmati hidup ini.
Aku hanya bilang “Oh begitu”.
Setelah itu aku pamit tidur.
Tepatnya pura-pura tidur
Pbg,02032018


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:59 PM

Friday, March 8, 2019

Puisi : Bunga yang Tak Boleh Dipetik

BUNGA YANG TAK BOLEH DIPETIK
Dik, tak mungkin aku memetik bunga itu
Bunga itu terlalu indah
Bunga itu akan layu
Ku tak mampu merawatnya
Dik, bunga itu menggoda
Tapi ujung jariku takkan mampu menyentuhnya
Aku kan pergi
Membawa luka di hati
Bunga itu adalah dirimu
Tumbuh indah di tepi kali Tuntang
Pbg, 280208
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:52 PM

Thursday, March 7, 2019

Puisi : Untukmu Sahabat

UNTUKMU SAHABAT
Seorang sahabat yang selalu hadir
Yang tak mungkin menjadi kekasih
Dan tak perlu patah hati
Karena kita sahabat
Ketika kita terpisah
Karena keadaan
Bukan karena orang ketiga
Tak ada yang perlu disesali
Dan binar-binar matamu masih membayang
Saat pertama kali bertatap mata
Terpancar keceriaan di antara kita
Saling memuji..saling memahami
Dan saat kita berpisah
Ada rasa sakit
Tapi itu tidaklah lama
Karena kita sahabat
Pbg, 270208
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:50 PM

Wednesday, March 6, 2019

Puisi : Di Balik Kerudung

DI BALIK KERUDUNG
Wajah ayu dibalik kerudung
Menyisakan keterpesonaan
Keanggunan melewati batas
Menghapus semua cela
Bukannya aku ingin memiliki
Tak mudah hatimu berpaling
Demikian juga aku
Wajah dibaliki kerudung itu
Menggodaku
Sesaat saja
Pbg, 260208
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:46 PM

Tuesday, March 5, 2019

Puisi : Antara Kau dan Aku

ANTARA KAU DAN AKU
Hari itu aku menyapamu
Sisa kegetiran tersungging di bibirmu
Dan sampai hari ini aku mengingatmu
Senyuman bersahabat saat itu
Sosok innocent yang merasuk di jiwa
Tak perlu ada rasa berlebih
Saat dirimu hadir kembali
Lewat ujung-ujung jari
Mengisi sisa-sisa relung hati
Tanpa ada beban
Dan tak ada dusta
Pbg, 250218
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:45 PM

Monday, March 4, 2019

Puisi : Bukan Hujan Biasa









BUKAN HUJAN BIASA

Ketika langit terus menggantung hujan
Bukan karena enggan
Tapi terlalu takut untuk menyakiti bumi
Betapa besar hasrat menyatu dengan bumi
Dan hujanlah sebagai pelepas syahwatnya
Ketika langit makin tak kuasa menahan
Ketika bumi pun lelah menanti
Hujan pun diturunkan dengan derasnya
Deru angin dan petir
Menjadi musik pengiring
Hujan makin menjadi-jadi
Terlalu mahsyuk
Dahaga terpuaskan sudah
Genangan di mana-mana
Bumi tak peduli
Ketika banyak yang menghujat
Mengolok-olok
Kecuali anak-anak kecil
Riang bermain-main
Pbg, 240218
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:44 PM

Wednesday, February 20, 2019

Haiku : Beban, Perjuangan, dan Impian

Berat terasa
Bukan pergi menjauh
Mimpi menunggu
Terlihat bukan
Lantas dianggap nyata
Hidup mendatang
Pahit ditelan
Kuatkan jiwa raga
Kita bersama
Tangisan tidak
Gugatan tidak perlu
Kita kuatkan
Bertahan selalu
Berjuang tanpa lelah
Fokus harapan
Purbalingga, 30 Oktober 2018
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 12:33 AM
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...