Sunday, April 10, 2022

Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono)

Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono)

Puisi : Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Pamono)
Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Di rahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu


Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan juni

Di hapusnya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu


Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan juni

Di biarkannya yang tak terucapkan

Di serap akar pohon bunga itu

------------------------------
Cantik banget bukan puisinya?
Selanjutnya saya coba bacakan dan nyanyikan, tentunya tidak semerdu musikalisasinya Ari - Reda ya? Buat hepi2 saja sih.



Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 11:19 PM

Saturday, April 9, 2022

Musikalisasi Puisi : Pada Suatu Hari Nanti (Sapardi Djoko Damono)

Pada Suatu Hari Nanti (Sapardi Djoko Damono)



Pada Suatu Hari Nanti (Sapardi Djoko Damono)

pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau takkan letih-letihnya kucari




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 10:11 PM

Friday, April 8, 2022

Membaca Puisi Sajak Palsu

Sajak Palsu

Sajak Palsu




Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu. 
Lalu merekapun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu. 

Di  akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu.
Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.
Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru. 

Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. 

Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. 

Dengan gairah tinggi mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. 

Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas palsu.

Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat palsu. 

Masyarakatpun berniaga dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam nasib buruk palsu. 

Lalu orang-orang palsu meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan gagasan-gagasan palsu di tengah seminar dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring dan palsu.


1998

sumber : https://agusrsarjono.wordpress.com/2007/02/13/sajak-palsu/

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 10:05 PM
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...