Sambungan dari postingan sebelumnya.
SCENE
5 INT. LABORATORIUM
KOMPUTER – SIANG HARI
Pemain : Budi, Pak Ardi
dan beberapa siswa
Budi sedang asyik di
depan komputer ditemani Pak Ardi. Sesekali Pak Ardi mengampirinya.
Pak Ardi : Toni mana, kok gak kelihatan.
Budi : Biasa Pak, manggung.
Pak Ardi : Ooo..ya sudah dilanjut.
Budi : Siap Pak. Oh ya Pak, mau tanya. Bagaimana membuat menu-menu di blog agar kelihatan
lebih profesional. Saya lihat ada blog kok bagus banget. Gimana caranya ya Pak?
Pak
Ardi menghampiri Budi dan membimbingnya dengan sabar. Di mata dia, meskipun
dari desa terpencil, Budi adalah siswa yang sangat cerdas dan punya keinginan
yang tinggi.
SCENE
6 EXT. SEBUAH
RUMAH – SORE HARI
Pemain : Budi, Toni
Sedang ada pertunjukkan
ebeg atau kuda lumping. Tidak seperti biasa, Toni menari dengan semangatnya. Tidak sedikitput dia merasa malu. Dia bertekad akan
membantu Budi mengerjakan proyek tentang kuda lumpin yang melibatkan dirinya. Sebuah
karya yang unik dan orisinil.
Seorang penonton, yaitu
Budi sesekali maju mengambil gambar menggunakan handphone –nya.
SCENE
7 INT. KAMAR
BUDI – MALAM HARI
Budi menulis di buku
catatannya. Sesekali dia mengerinyitkan dahinya. Garuk-garuk kepala. Berulang
kali menguap. Akhirnya berbaring di tempat tidur. Matanya terpejam. Dia tidur dengan senyum di bibir. Dalam mimpinya dia
merasa sedang berselancar di alam maya. Dan anehnya ada iringan suara gending
khas yang ada dipertunjukkan kuda lumping.
SCENE
8 INT. LABORATORIUM
KOMPUTER – SIANG HARI
Pak Ardi : Kamu memang telaten Bud. Jarang loh, penulis blog yang mau
repot-repot nulis tangan. Maunya langsung ngetik di komputer atau laptop.
Budi : Wah, Bapak tahu sendiri saya punyanya ini dan
ini. ( Sambil menunjukkan tangan ke dahi dan bolpoinnya)
Pak Ardi : Satu lagi, gambar yang kamu ambil sangat mengesankan.
Orisinil. Dan tulisan-tulisan juga bagus. Bahasanya sederhana. Menarik dan
mudah dipahami. Oh ya, tapi masih
ada yang kurang. Sayang dilewatkan.
Budi :
Apa itu Pak.
Pak Ardi : (menghampiri Toni) Toni..bangun.
Malah tidur.
Toni :
(tertawa) Hehehehehe. Ada apa Pak?
Pak Ardi : Kapan kamu ada
pertunjukkan lagi.
Toni :
Hmm…mungkin minggu depan Pak. Kebetulan di kampung saya ada yang punya hajatan.
Pak Ardi : Bud. Secepatnya kalau
Toni dapat job. Kamu ambil videonya.
Nanti saya pinjami handycam. Nanti videonya dipasang di blogmu. Pasti akan lebih
menarik.
Budi :
(tertawa) Asyik. Tapi ajari dulu ya Pak?
Pak Ardi : (ikut tertawa) Loh..biasa begitu kan?
Toni ikut-ikutan tertawa
Pak Ardi : Menulis di blog, kalau
serius pasti banyak manfaatnya. Membaca blog kamu, Pak guru merasa lebih paham
apa itu budaya kuda lumping. Apalagi tulisanmu, bukan sekedar mencari bahan di
internet. Tapi juga dilengkapi dengan bukti-bukti yang kamu cari secara
langsung. Dan pembaca yang tidak tahu apa-apa, pun bisa benar-benar ikut
merasakan dan menikmatinya.
Apalagi
pada postingan kamu kemarin yang berjudul “Pengakuan Seorang Pemain Ebeg”,
wah…tak terbayangkan.
Toni : (Toni
menyambung perkataan Pak Ardi) Saya hanya bisa membantu sebisanya.
Mungkin karena saya akrab dengan Budi. Tanpa saya bicara pun, dia bisa menulis dengan
baik.
Budi : (tersenyum
dengan tulus) Ya, tidak seperti itu Tom. Tulisan saya lebih mengena
pada pembaca, mungkin karena apa yang kutuliskan bukan cerita rekaan. Tetapi
memang nyata, sesuatu kehidupan dari teman akrabku.
Pak Ardi : (Bertepuk tangan sekali) Oke. Hari ini sudah cukup dulu. Masih
ada waktu kurang lebih dua minggu sebelum batas akhir pengiriman. Budi, kamu
terus saja menulis. Jangan hanya berpikir blog ini dilombakan. Setidaknya kamu
sudah berusaha mengenalkan salah satu budaya kita di internet. Yang membaca dari segala penjuru dunia loh. Dan saya yakin, banyak yang menyukai
tulisan-tulisanmu.
Tutup programnya. Dan matikan komputernya dengan benar.
SCENE
9. LAPANGAN UPACARA – PAGI HARI
Hari senin, seperti biasa
siswa-siswa dan guru serta para karyawan melaksanakan upacara bendera. Bapak
kepala sekolah memberikan sambutan
Pak
Banung : Anak-anaku
yang berbahagia. Tadi malam, Pak Ardi datang ke rumah dan meminta saya untuk
memberitahukan sesuatu pada kalian semua.
(Pak
Banung terdiam sejenak)
Beberapa anak saling berpandangan. Toni melirik pada Budi.
Budi balas melirik dan hanya mengangkat bahu.
Pak
Banung : Benar-benar
saya terharu dan bangga. Meski sekolah kita jauh dari kota, tidak menghalangi
bagi kita untuk berkomunikasi, untuk mengenal dunia luar tanpa terhalang oleh
kesulitan geografis
sekolah kita. Awalnya banyak yang mentertawakan, ketika sekolah ini diberi fasilitas internet. Buat
apa ada internet di sekolah ndeso.
Sekolah metroboletan..bukan
metropolitan. Prinsip saya adalah
jangan sampai hanya karena keadaan maka menghalangi kita untuk maju atau
mengenal dunia lain. Internet adalah salah satu solusi yang tepat.
(Kembali
pak Banung terdiam)
Kembali
anak-anak berpandangan. Tak tahu apa arah perkataan Bapak Kepala Sekolah. Tiba-tiba,
Budi dan Toni merasa ada sesuatu yang menyesakkan dadanya.
Pak
Banung : Hari
ini saya sangat bahagia sekali, ada siswa kita yang mau memanfaatkan fasilitas
ini dengan baik.
(terdiam
sejenak)
Dan
mereka sekaligus mengenalkan salah satu budaya yang berkembang di sini, yaitu ebeg melalui internet. Dan atas
keberhasilan mereka, panitia lomba
blog remaja tingkat nasional mengundang Budi untuk mempresentasikan
karyanya minggu depan. Toni selaku nara sumber dan Pak
Budi sebagai pembimbingnya untuk mendampingi Budi.
Siswa-siswa bersorak-sorai dan
bertepuk tangan.
Tak kuasa Budi dan Toni menahan air matanya.
SELESAI
Demikian naskah sederhana ini, nggak tahu juga kalau sudah dibuatkan film bisa menjadi seru atau biasa-biasa saja. Terpikir juga sih untuk membuatkan filmnya tapi versi animasi. Kapan ya?
No comments:
Post a Comment