Sinopsis
Ada dua sahabat, bernama Budi dan Toni. Keduanya sekarang duduk di bangku SMP. Selain sebagai pelajar, Toni juga berprofesi sebagai pemain kuda lumping atau ebeg. Tentu saja kegiatannya sebagai pemain kuda lumping, selanjutnya ditulis dengan ebeg, sering mengganggu sekolahnya, tidak jarang sehari bahkan tiga harus bolos sekolah karena manggung di berbagai tempat.
Sebagai teman karibnya, Budi sangat prihatin dengan keadaan Toni. Toni berasal dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya sebagai buruh tani dan ibunya bekerja sebagai kuli pabrik rambut. Dengan menjadi pemain ebeg, dia mempunyai uang tambahan yang bisa digunakan sebagai penambah uang saku, bahkan kadang untuk membayar uang sekolah.
Sekolah mereka baru 3 tahun berdiri, berada di pelosok dan harus melewati perkebunan penduduk yang seperti hutan. Meskipun demikian, sekolah mereka mempunyai sarana yang lumayan lengkap. Sekolah tersebut mempunyai laboratorium komputer yang sudah terhubung ke internet melalui antena yang sangat tinggi.
Sebuah kompetisi yang diberitakan di internet, mengubah jalan hidup Budi dan Toni. Dengan penuh ketekunan, keduanya mengubah pola pikir mereka dari seorang pelajar kampungan menjadi pelajar yang terbuka pikirannya.
Pemain
Budi : Seorang pelajar SMP, sahabat Toni. Budi memiliki semangat juang yang tinggi untuk menjadi pelajar yang maju. Anaknya santai tetapi bisa sangat serius ketika mempunyai keinginan yang tinggi.
Toni : Toni, selain sebagi pelajar yang satu sekolah dengan Budi, juga berprofesi sebagai pemain kuda lumping atau ebeg. Anaknya santai dan banyak humor.
Pak Ardi : Guru baru di sekolah Budi dan Toni. Dia seorang guru yang punya banyak kepedulian dengan anak. Perhatian dan banyak humor.
Pak Banung : Bapak kepala sekolah
Sumber gambar : http://storyandphotograph.blogspot.com/ |
Pemain : Toni
- [Musik tradisional mengiringi pertunjukkan kuda lumping]
Di depan sebuah rumah penduduk sedang ada pertunjukkan ebeg atau kuda lumping. Keempat pemain kuda lumping yang mulai kesurupan bertingkah aneh-aneh. Toni, salah satu pemain, lari menyerbu ke meja berisi makanan dan minuman, dengan kondisi tangan berada di kedua pinggang, dia makan dan minum dengan ganasnya. Kemudian dia kembali menari, kepalanya menggeleng-geleng, terus menerus seperti kuda yang kebingungan.
SCENE 2 JALAN KAMPUNG - PAGI
Pemain : Budi dan Toni
Sepanjang jalan kedua sahabat mengobrol dengan asyik. Perjalanan dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu 30 menit. Jalan yang mereka tempuh rusak parah, tidak ada angkutan. Kadang satu dua mobil pribadi lewat dengan sangat pelan. Demikian juga motor yang melintas pun harus ekstra hati-hati.
Budi : Bagaimana pertunjukkan kemarin Ton.
Toni menoleh dan tersenyum.
Toni : Biasa Bud. Ramai banget. Tapi tubuhku pegal semuanya. Kemarin jadi ulangan matematika, nggak?
Budi : Jadi dong. Dan seperti biasa kamu ikut ulangan susulan di ruang guru.
(menoleh ke arah Toni) Ton, kalau misalnya kamu ikut main ebegnya pas hari esuknya libur gimana?
Toni : Penginnya sih kayak gitu Bud. Tapi tahu sendiri lah, kalau saya menolak ya mungkin suatu saat tidak terpakai lagi. Artinya siapa nanti yang membantu keuangan keluargaku.
Budi : Susah juga ya Ton. Dah ganti topik saja. Oh ya nanti, mau pulang agak siang nggak. Satu atau dua jam main internet di sekolah. Sekalian mau nanya sama Pak Ardi, cara membuat tulisan di internet. Masa selama ini, kita bisanya hanya mengambil apa-apa yang ada di internet. Pengin juga, nulis di sana dan nantinya banyak yang akan membacanya. Dan kita bisa terkenal.
Toni : (tertawa) Mimpi kali ye.
Budi : (ikut tertawa) Asem kamu. Sudahlah. Cepetan jalannya, nanti terlambat.
Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanannya sambil terus bercanda ria. Jalanan yang rusak tidak menghalangi semangat mereka untuk terus belajar.
SCENE 3 INT. LABORATORIUM KOMPUTER – SIANG
Pemain : Budi, Toni, Pak Ardi
Pak Ardi : Anak-anak, hari ini mainnya jangan kelamaan ya. Bapak mau pulang. Ada keperluan mendadak di rumah
Budi : Tapi, besok kami bisa mainan lagi kan Pak?
Pak Ardi : Ya bolehlah, fasilitas ini kan buat kalian. Yang penting ada saya di sini.
Toni : Ditinggal saja gak apa-apa Pak. Nanti kuncinya dititipkan sama mas Sapin.
Budi : (tertawa) Alasan saja si Toni Pak. Pasti mau melihat video atau gambar yang aneh-aneh.
Pak Ardi : (tersenyum) Pokoknya tidak boleh. Di sini aku yang bertanggung jawab terhadap kerusakan komputer, termasuk kerusakan otakmu.
Toni : Bapak, ada-ada saja. Ini otak masih bener. Iya kan Bud.
Budi : Tentu dong.
Pak Ardi : Budi, Tomi. Saya ada informasi, ini ada lomba buat blog. Temanya bebas seputar budaya daerah. Peserta minimal berumur 14 tahun. Berminat nggak?
Budi : Blog itu apa pak?
Toni : (tertawa) Hehehehehe..
Pak Ardi : (garuk-garuk kepala). Waduh. Itu loh, yang biasa Bapak mengajar. Berisi materi-materi, kemudian soal-soal, gambar, video yang dibuka lewat internet.
Toni : Oooo..itu sih saya tahu Pak.
Budi : (mata terbinar-binar) Wah kebetulan saya memang ingin belajar menulis di internet. Namanya blog toh. (tertawa) Saya mau dong Pak diajari.
Pak Ardi : Boleh. Tapi syaratnya kamu serius. Bikin blog itu mudah. Cuma mengisinya harus telaten. Apalagi kamu di rumah gak punya komputer.
Budi : Tenang saja Pak. Asalkan diperbolehkan, selepas pulang sekolah, saya sama Toni akan di sini untuk menulis.
Pak Ardi : Istilahnya posting. Oke, sini saya ajari.
Selanjutnya, mereka asyik menghadapi monitor di depannya. Belajar, mencari informasi, menjelajah dunia maya tanpa batas.
SCENE 4 INT. KAMAR BUDI – MALAM HARI
Pemain : Budi
Malam ini Budi tidak bisa memejamkan matanya. Matanya menatap langit-langit rumah yang menghitam. Kepalanya terus berputar. Internet yang dikenalnya lewat Pak Ardi, telah mengubah pandangannya. Dari seorang kampungan, yang punya pikiran sederhana menjadi orang yang berpikiran luas. Dia mempunyai keinginan besar untuk maju. Tidak mau kalah dengan pelajar-pelajar lain yang dikenalnya di Internet. Informasi adanya lomba blog, membuat harapannya kian melambung untuk menjadi orang yang terkenal. Masalahnya, apa yang akan dituliskan.
Tiba-tiba dia tersentak. Kemudian tersenyum lebar.
Budi : Aha, aku tahu apa yang akan kutuliskan. Iya..Toni.
Akhirnya dia tertidur sambil membawa senyum di bibir.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment