Sunday, February 1, 2015

Cara Menulis Novel : Proses Kreatif Para Penulis Terkenal

Cara Menulis Novel : Proses Kreatif Para Penulis Terkenal

Kiat Sukses Mengarang Novel
Kiat Sukses Mengarang Novel
Cara menulis novel bermacam-macam. Salah satu kiat yang bisa dilakukan adalah dengan  mempelajari proses kreatif para penulis terkenal. Seperti yang diuraikan pada buku Kiat Sukses Menulis Novel yang ditulis oleh Saut Poltak Tambunan.

Bisa menulis novel serta menjadikan novel yang ditulis menjadi best seller tentu menjadi impian para penulis. Sudah saatnya untuk menjadikan novel yang kita buat laku keras di pasaran. Dengan menggunakan pendekatan strategi pemasaran, membuat breakthrough bagaimana agar novel masuk ke pasaran, cara membuat judul, membuat nama pena diperhitungkan dalam kesuksesan penulisan novel. Begitu sekilas ulasan buku Kiat Sukses Mengarang Novel.


Tetapi dalam postingan ini, hanya dibatasi pada cara menulis novel dengan mengkaji proses kreatif yang dilakukan para penulis terkenal. Kalau dalam buku tersebut ada 17 pengarang yang dibahas seperti Ali Muakhir, Arie MP Tamba, Dewi 'Dee" Lestari, Pipiet Senja, Putu WIijaya, Zarah Zattira ZR, bahkan Saut Poltak Tambunan sendiri.

Ali Muakhir penulis buku "Funny Stories for Boys and Girls", seringkali mengkompilasi imajinasi dan kisa nyata menjadi sumber inspirasi bagi novel-novelnya. Ana Mustamin, pemenang I Lomba Penulisan Cerpen yang diselenggarakan dalam LBH, lewat cerpennya judul "Lewat Tengah Malam", mengatakan cerpennya tersebut ditulis hanya tiga jam sebelum lomba itu ditutup. Ana biasa melakukan riset mengenai kepribadian seseorang untuk mematangkan para tokohnya. Ada Anny Djati, penulis novel "Dilema Perempuan" serta cerpen "Fatamorgana". Novelnya tersebut ditulis dengan sepenuh jiwa karena ia membawa misi suara hati perempuan. Sedangkan cerpennya ditulis secara mengalir begitu saja. Tatkala rindu dengan cinta pertamanya yang dianggap sudah mati, meskipun sebenarnya masih hidup.

Pipiet Senja juga sering mengangkat kisah nyata untuk bahan ceritanya. Kemudian membuat outline bab per bab. Judul dibuat terlebih dahulu. Setting dan tokoh sudah disiapkan. Meskipun demikian, penambahan dan pematangan tokoh maupun seting sering dilakukan. Melalui datang ke lokasi kejadian, googling maupun melalui komunitasnya. Bagi Putu Wijaya, menulis itu seperti menyapa orang. Dia juga banyak mencari inspirasi dari kisah nyata. Tetapi ketika menulis, dia membiarkan imajinasinya mengalir begitu saja. Kisah nyata dijadikan sebagai pemicu.

Banyak hal lain yang dapat dipelajari dari para penulis terkenal. Beda lagi dengan Zara Zettira, yang lebih suka disebut sebagai penulis dari pada pengarang. Karena dia gak suka mengarang-ngarang cerita. Menulis membuat Zara jadi berarti. Itu yang penting. Mirip orang yang bermeditasi. Fokus dan mengalami kegembiraan luar biasa ketika bisa menyelesaikannya.

Setiap orang punya cara sendiri dalam menulis novel. Yang lebih penting lagi bagaimana langsung menulis. Sekarang juga. Kalau saya sendiri, jarang menulis cerpen. Novel juga belum pernah. Berbeda jauh dengan Zara Zettira yang tidak menyukai deadline. Kalau saya cenderung menulis jika sudah mau deadline bahkan kalau perlu temanya sudah ditentukan.

Semoga postingan yang berjudul Cara Menulis Novel : Proses Kreatif Para Penulis Terkenal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Untuk teknik-tekniknya, nantikan dalam postingan selanjutnya. Intinya, kita bisa banyak belajar dari para pengarang bukan hanya lokal tapi yang sudah mendunia. Tak terbayangkan kan jika Dr. Karl May, yang menulis banyak bercerita tentang Winetou, Old Firehand, Old Shatterhand tanpa mengunjungi tempat-tempat yang menjadi seting ceritanya, bisa membuat setingan yang begitu detil. Kira-kira apa ya rahasianya. Padahal dulu belum ada mbah Google. Geleng-geleng kepala saja deh.
Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 8:45 PM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...