Wednesday, October 12, 2016

Roman Sastra Indonesia - Aki


Roman sastra Indonesia selanjutkan yang akan dikupas berjudul Aki, sebuah karya Idrus, diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka tahun 1949.

Tema Cerita 
Kemauan dan semangat hidup yang tinggi bisa membuat seseorang dapat bertahan hidup dan menjalaninya dengan penuh gairah.

Tokoh-tokoh 
1. Aki, seorang lelaki pengidap penyakit TBC
2. Sulasmi, istri Aki yang setia
3. Akbar dan Lastri, anak dari pasangan Aki dan Sulasmi

Ringkasan Cerita
Aki, seorang lelaki umur 29 tahun penderita TBC, memiliki tubuh yang kurus kering dan bongkok serta memiliki wajah yang jauh lebih tua dari usianya. Karena penyakitnya dia sering tidak masuk kantor. Bagi yang tidak mengenalnya mungkin akan mengolok-olok keadaan fisiknya. Kondisi ini berbeda dengan teman-teman kantornya yang begitu menghormati dan menyayanginya. Pekerjaan Aki selalu memuaskan.

Pada suatu ketika, penyakit TBC yang diderita Aki bertambah parah. Nafasnya berhenti. Sulasmi, istri Aki begitu sedihnya. Air mata bercucuran. Namun, tiba-tiba dia melihat Aki membuka matanya dan tersenyum kepadanya. Aki berkata akan meninggal tanggal 16 Agustus tahun mendatang.

Setelah kejadian itu, tubuh Aki segar bugar. Badannya makin gemuk. Rambutnya habis dicukur. Kemudian, Aki mengajaukan permohonan berhenti dari pekerjaannya untuk menyiapkan kematiannya pada bulan Agustus tahun mendatang. Teman-teman sekantornya menganggap Aki telah menjadi gila. Pimpinannya mengamati tingkah laku Aki. Ternyata tidak ada ada yang aneh. Pekerjaan Aki beres semua. Tidak ada kesalahan sama sekali.

Tibalah tanggal 16 Agustus, yang dikabarkan sebagai tanggal kematian Aki. Anak-anak Aki, Akbar dan Lastri tidak masuk sekolah. Seluruh penghuni kantornya juga sibuk luar biasa. Mobil kantor dihiasi bunga-bungaan. Pimpinan kantor sibuk menghapalkan pidato yang akan diucapkan pada penguburan Aki. Salah satu pegawa kantor mengarang sebuah puisi berjudul "Lagu Aki". Seluruh penghuni kantor menyanyikan lagu Aki diiringi orkes "beringin" (catatan saya : ??????). Karena lagu tersebut, pengarang lagu akhirnya di penjara. Di penjara, pengarang lagu itu menggembor-gemborkan dirinya sebagai orang hebat karena hanya orang hebat yang dipenjara karena karangannya.

Aki mengenakan pakaian paling bagus yang dimilikinya untuk menghadapi malaikat maut pada pukul 3 nanti. Anak-anaknya disuruh keluar, istrinya diperintahkan membelakanginya agar ia tidak melihat perjuangan dirinya dalam menghadapi kematiannya.

Sunyi senyap. Pukul tiga lewat dua puluh menit, Sulastri memberanikan diri melihat kondisi suaminya. Sang suami tak bernapas. Tak bergeming, ketika ia memanggil namanya berulang-ulang. Sulasmi menangis meratapi kematian suaminya. Kemudian Sulasmi keluar, dan memberitahukan kematian suaminya.

Orang-orang sibuk. Ada yang menyiapkan kereta jenazahnya ada yang berebutan melihat jenazah Aki. Selang beberapa waktu, orang-orang yang masuk ke kamar Aki berhamburan ke luar. Sulasmi kebingungan. Tidak ada yang menjelaskan apa yang terjadi. Orang-orang yang diluar pun penasaran.

Aki sedang merokok. Aki belum mati. Aki hanya tertidur dan terbangun mendengar keributan di sekitarnya. Aki berkata bahwa ia tidak mau mati sebelum mencapai 60 tahun.

Sejak peristiwa itu, Aki nampak sehat. Kehidupan keluarganya diliputi kebahagiaan. Aki kelihatan jauh lebih muda. Pada usia 42 tahun, dia nampak seperti berusia 29 tahun. Aki bahkan menggantikan posisi pimpinan kantornya yang telah meninggal terlebih dahulu. Dia juga kuliah di Fakultas Hukum bersama orang-orang yang usianya jauh di bawahua. Semangat hidupnnya bangkit kembali. Ia berkata pada istrinya, bahwa ia ingin hidup yang lebih lama lagi sampai usia ratusan tahun.

Sumber : rani, Abdul Supratma dan Sugriati, Endang. 1999. 115 Ikhtisar Roman Sastra Indonesia. Bandung : CV Pustaka Setia




Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 4:55 AM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...