Saturday, July 29, 2017

Buku Antologi Jakarta Breaking Poetry

Buku Antologi Jakarta Breaking Poetry
Buku antologi Jakarta Breaking Poetry by Foentry.com merupakan salah satu buku yang bisa menggugah semangat saya untuk menuliskan puisi dengan ala kadarnya. Sekian lama tidak menulis puisi, sontak semangat menulis kembali muncul. Ide-ide berjubelan. Seperti beberapa waktu lalu setelah mengenal Puisi Essay yang dipopulerkan oleh Deny J.A.

"Aku ini pujangga gagal
Dari kumpulannya yang janggal
Biar kritik menembus puisiku
Aku tetap nekat membuat buku"


Sebuah puisi Chairil Anwar versus penulis buku antologi Jakarta Breaking Poetry mengisi sekapur perih...(baca : sekapur sirih alias kata pengantar).

Coba bandingkan dengan cukilan puisi Chairil Anwar berikut, yang menurut penulis buku ini makna puisi beliau tidak bisa dimengerti sampai sekarang.
"Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang"

Bagaimana? Mandan-mandan mirip khan? Boleh dicoba deh untuk membuat puisi yang mandan-mandan plagiat. Yang penting ngaku nyontek karya siapa.

Antologi Jakarta Breaking Poetry ini memang disajikan dengan bahasa yang gak formal, gak pakem, gaul, alay, anti mainstream. Meskipun demikian, tetap dapat dinikmati dengan enak dengan pemilihan kata maupun kalimatnya yang panjang dan mengalir apa adanya. Kosakata juga biasa-biasa, tidak nyastra-nyastra banget. Cocok deh buat penikmat puisi kayak saya yang sering ndak mudengan ketika membaca puisi. Demikian juga cocok juga bagi yang sedang belajar menulis puisi. Ternyata tidak perlu kata-kata yang aneh...untaian yang indah-indah. Tapi tetap saja puisi ini bisa menjadi karya yang enak dinikmati

Ada 30 puisi dalam antologi Jakarta Breaking Poetry ini. Judul-judulnya pun indah, seperti Menantu Peraih Nobel Kehidupan. Aneh..keliatannya tinggi...padahal isinya curhatan mahasiswa yang ndak lulus-lulus. Atau Mimpi Sang Schumacher, Masinis Stasiun Tokyo, Mungkin Ini Bukan Jalan Tuhan maupun Magnitudo Gelombang Sang Legenda yang bicara tentang sistem transportasi. Ada puisi berjudul Makhluk Tuhan Paling Siri (tema : nikah siri), Modernisasi Arisan Para Sosialita (tema : arisan brondong), Metroseksualisme Kaum Klasik Kapitalis (tema : gigolo), Matematik Probabilitas Jerat Caddy Seksi (tema : golf) dan lainnya. Yang jelas sangat menghibur..lebay..alay...dan asyik bingits.


Aku dibilangnya malaikat penolong
Padahal aku hanya seorang pembohong
Mangkal di pinggir jalan entah di malam entah di siang bolong
Pura-pura membantu para pengendara
       yang bannya bocor dan kadang terpaksa ikut mendorong
Korbanku tak tahu kalau aku sang otak penyebar paku
       aku sang gembong
Aku tentu tak peduli meski anjing-anjing dekat sini terus melolong

Cukilan puisi di atas, saya ambilkan dari puisi ranjau batu yang berjudul Mencium Bumi Menuju Akhirat yang merupakan kisah tukang tambal ban yang akhirnya menjadi tukang tambal panci. Lebay banget khan judul maupun isinya. Bagaimana kok ceritanya dia menjadi tukang tambal ban dan sampai akhirnya menjadi tukang panci dikemas dengan apik dalam puisi yang lumayan panjang ini.

Selamat membaca dan menikmati puisi-puisi dalam buku antologi Jakarta Breaking Poetry ini. Dan teruslah untuk berkarya.

Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 9:16 AM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...