Friday, February 27, 2015

10 Hambatan Menulis

10 hambatan menulis ini saya dapatkan dari buku yang ditulis oleh Adian Saputra yang berjudul Menulis dengan Telinga.

Pertama, terlalu banyak pikiran
Kedua, bingung mulai dari mana
Ketiga, tidak punya waktu
Keempat, tersangkut di paragraf pertama
Kelima, tidak klik dengan tulisan
Keenam, tidak pede dengan tulisan sendiri
Ketujuh, enggak mood
Kedelapan, lingkungan yang tidak mendukung
Kesembilan, bahasanya payah
Kesepuluh, merasa kurang ilmu

Mari kita kupas satu per satu. Hambatan pertama yang dialami oleh penulis adalah terlalu banyak pikiran. Kalau teman saya bilang. Kalau mikir terus kapan nulisnya. Action...action..action. Banyak ide yang muncul di kepala akhirnya malah bikin bingung. Bukannya senang ya, kalau banyak ide yang bermunculan. Sayangnya tidak seperti itu. Ada beberapa cara untuk mengatasi munculnya ide. Salah satunya , tulis di kertas atau kalau pakai komputer bikinlah lembar kerja baru buat menampun ide tersebut. Siapa tahu ide yang muncul itu ide yang bagus. Ide yang segar. Memang kehadirannya mengganggu. Saat nulis ini, seolah-olah bawah sadar kita menghadirkan ide-ide lain. Bikin tidak fokus. Malah akhirnya tulisan yang kita buat tidak selesai. Kalau ada banyak waktu sih, tulis saja semua ide yang muncul. Nanti tulisannya diedit lagi.  Intinya, bersyukurlah ketika saat menulis banyak ide bermunculan.

Hambatan kedua adalah bingung mulai dari mana. Untuk mengatasi hambatan yang kedua ini, kita bisa memulai tulisan kita dengan membuat kerangka karangan dulu. Bisa juga dengan menuliskan poin-poin penting dulu yang akan kita uraikan sehingga menjadi karangan yang utuh. Bisa juga gunakan peta konsep, untuk menampung kata-kata kunci dari tulisan kita. Buatlah kata kunci sebanyak mungkin. Kalau sudah poin-poin atau kata kunci yang telah buat, kita susun urutannya. Kalau sudah cocok, rangkai kalimat-kalimat yang mendukung poin-poin atau kata kunci tersebut. Ada juga yang menggunakan trik, tulis saja kalimat apapun yang muncul dalam pikiran kita. Misalnya, mengawali tulisan dengan kata-kata," Aku sebenarnya tidak tahu, apa yang hendak kutulisakan. Tetapi...bla,,,bla...bla...", sampai akhirnya tulisan kita mengalir secara alamiah.

Hambatan menulis yang ketiga adalah tidak punya waktu. Saya kira ini hanyalah masalah klise saja. Ketika kita membutuhkan menulis. Kita menemukan kesadaran untuk berkontribusi pada masyarakat. Bisa kok, kita mengatur waktu sesuai keadaan kita, Apa mungkin sehari 24 jam, hanya habis untuk bekerja dan bekerja, Carilah waktu, bisa 30 menit atau 1 jam per hari.

Hambatan menulis yang keempat adalah tersangkut di paragraf pertama. Tulis saja apa yang muncul di pikiran. Seperti contoh di atas. Ketika sudah jalan, nanti juga bisa kaget sendiri kok tulisan saya sangat banyak ya. Persis ketika kita disuruh berpidato di depan orang banyak. Awalnya gagap, bingung mau ngomong apa. Eh..ketika sudah klik. Kok ngomongnya kita tidak ada habis-habisnya. Itu kalau saya loh. Kalau lagi ngobrol juga begitu. Sudah pamitan saja, muncul tema obrolan baru akhirnya gak jadi pamitan. Hehehehehe...

Hambatan selanjutnya adalah tidak klik dengan tulisan, Kita sudah menulis. Banyak. Dan sebenarnya sudah selesai. Tetapi kita merasakan apa yang kita tulis tidak sesuai dengan bayangan kita atau tema yang kita angkat. Baguslah kalau masih berpikir seperti itu. Ya apa boleh buat, baca lagi tulisannya, Kembalikan ke tujuan awal penulisan. Kurangi yang tidak perlu. Pertajam bagian yang penting. Tetapi, hal seperti ini jangan membuat kita stress atau tertekan. Jangan-jangan memang kita yang inginnya terlalu perfect. Ya, jagalah hati lah (Nggak nyambung kayaknya ya).

Hambatan keenam, tidak pede dengan tulisan sendiri. Tidak apa-apa sih perasaan seperti ini. Tapi jangan sampai hal itu membuat kita tidak mau berkarya, Wong saya menulis postingan ini juga gak terlalu PD kok. Kepikiran juga, dikira melakukan plagiat...ya niru-niru isi buku orang. Tapi tetap saja, saya paksakan menulis. Menurut saya, jauh lebih baik memaksakan menulis meskipun hasilnya seperti ini, Ketimbang terbebani perasaan-perasaan negatif seperti itu.

Hambatan ketujuh, enggak mood. Bagaimana lagi ya, kalau ternyata gak ada gairah dalam menulis. Paling-paling yang ditulis nanti isinya kacau. Garing kalau dibaca, Ya...akhirnya kembali ke diri kita sendiri lah. Kalau menganggap menulis sebagai tugas yang mulia...mood atau tidak mood..ya harus menghasilkan tulisan.

Hambatan kedelapan, lingkungan yang tidak mendukung. Awalnya saya pun merasakan seperti itu. Kadang harus bertengkar dengan anak-anak. Lagi mood nulis diganggu terus. Ide muncul tapi kok rumah berisik banget. Tapi lama-lama ya terbiasa saja kok. Disela-sela momong juga tetap bisa posting, meski dikit-dikit. Yang ringan-ringan saja, Untuk tema-tema yang agak berat memang, saya seringnya menyediakan waktu khusus maupun tempat khusus, Tempat khusus saya bisa di sekolah bahkan di perpustakaan daerah, Wuih nyamannya. Mengenai waktu, bisa saja dilakukan saat masih di sekolah. Atau kalau di rumah, ambil waktu-waktu saat anak-anak main atau tidur. Atau bangun tidur langsung nulis juga asyik..sampai anak-anak bangung. Kalau sekarang, jam di laptop menunjukkan angka 1.52 dini hari. Ya asyik juga ternyata, Jam 11 tadi, saat mau tidur salah satu anak saya terbangun, menangis akhirnya keluar naik motor. Pulangnya minta bikin susu. Sekarang tidur lagi, Dan saya kehilangan rasa ngantuk. Ya sudah, ketimbang bingung..mata hanya merem melek mending nulis saja.

Hambatan kesembilan, bahasanya payah. Apa boleh buat, untuk menulis ya harus belajar bahasa, Pahami tata bahasa maupun perkaya kosa kata Anda. Banyak membaca...dan juga banyak menulis apa saja, sambil sekali-kali membaca berbagai teori bahasa. Kalau andalan saya, ya buku-buku karangan Gorys Keraf baik lewat buku Komposisi-nya.

Hambatan terakhir, kurang ilmu. Wajar saja kok. Justru kalau merasa ilmunya sudah cukup bisa-bisa sebenarnya kita gaptek atau tulisan kita isinya dah jadul. Yang mudah, buatlah tulisan yang terkait dengan dunia pekerjaan kita. Misalnya saya jadi guru IPA ya nulis tentang pelajaran IPA atau artikel kependidikan yang lain. Tapi, biar tulisannya makin berisi, ya ilmunya harus selalu diupdate dengan membaca berbagai referensi. Seandainya, ingin menulis di luar bidang kita ya sah-sah saja. Tetapi mungkin kita lebih keras lagi dalam belajarnya. Contohnya untuk membuat blog bahasa dan sastra ini, saya agak berdarah-darah bikinnya. Apalagi yang saya hadapi dalam keseharian di sekolah mengenai pelajaran IPA (khususnya Fisika). Ya tidak nyambung...tetapi terus saya paksakan. Saya nikmati..sembari memupuk minat dalam belajar bahasa dan sastra. Dengan harapan, untuk menuliskan tema-tema lain, semoga bisa pawai juga.

Demikian postingan mengenai 10 hambatan dalam menulis. Semoga bermanfaat. Sekarang jam di laptop menunjukkan 2.04. Semoga bisa langsung tidur atau membaca buku-buku ringan pengantar tidur. Semoga tidur nyenyak, Kalau terpaksa mimpi, semoga diberi mimpi yang indah tetapi tetap sadar kalau sedang bermimpi.


Ditulis oleh: Arsyad R Bahasa dan Sastra Updated at : 2:05 AM

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...